-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    NIC Ungkap 50 Kilo Narkoba, Ridwan Sebut Polres Labuhanbatu Tidak Maksimal Awasi Daerah Perairan

    Lian
    01 Februari 2019, 22:30 WIB Last Updated 2022-06-11T09:24:01Z
    Banner IDwebhost

    M. Ridwan, Aktivis Labuhanbatu yang juga putra Panai Hilir

    INDOSATU.ID | Labuhanbatu -
    Satgas Narkotic International Center (NIC) Mabes Polri, pada Selasa (29/01/2019) lalu, berhasil gagalkan penyeludupan narkoba jenis sabu seberat 52 kg, di Perairan Berombang, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut.


    Peristiwa penyelundupan itu pun bukan kali pertama, pada Rabu (12/12/2018) lalu, Satuan Reserse Narkoba Polres Asahan – Polda Sumut berhasil mengamankan 2 kurir dan 11 bungkus teh cina yang berisi narkotika jenis sabu-sabu.


    Kedua kurir itu warga Kabupaten Deli Serdang Sumut, yakni bernama Rinalta Sembiring Pandia (30) warga Pasar IV Tuntungan Kecamatan Kuta Limbaru dan Bahtera Sembiring (41) warga Pancur Batu, sekitar pukul 05.00 WIB, diamankan di wilayah hukum Polres Labuhanbatu: Jalan Umum Dusun X Perkebunan Ajamu Desa Teluk Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu.


    Peristiwa-peristiwa penyelundupan narkoba itu pun menjadi sorotan dan perbincangan di kalangan masyarakat. Hingga muncul kritikan terkait kinerja Polres labuhanbatu yang masih lemah dalam mengawal lalu lintas di daerah perairan Labuhanbatu.


    Pihak Kepolisian Saat Menghitung Narkoba Yang Diungkap

    Salah satunya kritikan datang dari M. Ridwan, selaku putra dari wilayah pesisir Labuhanbatu. Ia merasa sangat kecewa dengan kinerja aparat kepolisian dari Polres Labuhanbatu.


    "Terkhusus penegakan hukum dan pengawasan (Patroli) di daerah perairan Labuhanbatu yang saya lihat sangat lemah, sampai-sampai Polres Labuhanbatu dalam dua bulan terakhir dua kali kebobolan dalam menggagalkan peredaran narkotika di kabupaten kita ini," ungkap Ridwan, pemuda kelahiran Desa Sei Penggantungan, Panai Hilir, Labuhanbatu, dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (31/01/2019).


    Bukan hanya itu, kata Ridwan, penangkapan yang Team SatGas Narkotic International Center (NIC) Mabes Polri tersebut adalah jaringan Internasional. Dari informasi yang didapat, diperkirakan penyeludupan yang dilakukan tersangka sudah kesekiankalinya, lebih dari dua kali.


    "Artinya dari pernyataan si tersangka tersebut sangat jelas mereka sudah sering melakukan hal penyelundupan barang haram tersebut. Hal ini lah yang membuat Ridwan dan banyak orang bertanya. Polres Labuhanbatu selama ini ke mana?" tegas Ridwan.


    Screenshot update status Sawal Pane
    Senada dengan itu, dikesempatan yang berbeda, pemilik akun facebook (FB) Sawal Pane juga sangat kecewa dengan kinerja Polres Labuhannatu. Ia menganggap penangkapan penyelundupan sabu bukanlah prestasi bagi Polres Labuhanbatu.


    "PESISIR LABUHANBATU PINTU GERBANG MASUKNYA BARANG SELU(N)DUPAN, 50 KILOGRAM SABU YANG DI TANGKAP BUKANLAH PRESTASI TAPI KEGAGALAN POLRES LABUHANBATU DALAM MENJAGA WILAYAH PERAIRAN LABUHANBATU," katanya dalam status yang di-post-nya di Grup FB GERAKAN ANTI NARKOBA DPAC GRANAT BILAH HILIR, Rabu (20/1) tengah malam.

    Ridwan juga mengatakan, bahwa selama ini peredaran narkoba di Labuhanbatu berkembangbiak seperti jamur di musim hujan. Hal itu pulalah yang menjadi disesalkan pemilik FB Sawal Pane pada kinerja aparat kepolisian.

    "Kenapa cuma 50 kg yg di dapat, kemana yang sekian ratus ton yang masuk ke wilayah pantai labuhanbatu, artinya 50 kg yg di sita dan ada sekian ratus ton yg bebas masuk, kenapa SAWAL PANE berucap demikian, karna saya dulu Pak Kapolres porna (pernah--Red.) lama jadi TEKONG (Nakhoda Kapal), jadi sedikit banyaknya tau lah dari mana barang itu masuk, agar pak Kapolres tau ada beberapa alur yg sering di lalui mafia, kalau masuknya dari KUALA SEI BROMBANG melintasnya dari SEI PANGGANTUNGAN, SEI BUNGA dan langsung masuk ke alur SUNGAI BILAH di si JAWI-JAWI mengarah ke TANJUNG ALOBAN, untuk alur laut lepas biasanya masuk dari DUSUN PENYALEAN DESA SEI TAWAR maluli (melalui) alur sungai dan hutan bakau, dulu pornah aku membawak barang MONZA di langsir di tengah laut, biasanya bot kami berlabuh di TANJUNG ALOBAN, dan daerah perairan labuhanbatu biasanya dimanfaatkan oknum mafia. Perairan Sei Penggantungan, Labuhanbatu itu sering kami dijadikan dulu sandaran boat. Apalagi jika pengawasan aparat disini terkesan lemah, saya dulu sering membawak ribuan ball monja (pakaian bekas), bot kami biasanya bersandar di pelabuhan disekitaran Tanjung Sarang Elang. semoga menambah info kepada TribrataNews Polres Labuhanbatu," terangnya.

    Screenshot update status Sawal Pane di Facebook

    Dari pengalaman-pengalamannya selaku mantan Nakhoda Kapal. Diungkapkanlah oleh Sawal dari mana narkona itu berasal, dan ditegaskan bahwa penyebab masuknya narkoba karena kelalaian aparat kepolian dalam mengawasi Wilayah Perairan Labuhanbatu.


    "Info publik untuk bapak kapolres labuhanbatu : barang ilegal berasal dari pelabuhan Port Klang, Malaysia. kar(e)na pengamanan di wilayah ini minim maka jadinya pesisir Labuhanbatu sebagai lokasi penyelundupan. Tanyak mafia itu, botul (betul) gak yang dibilang si SAWAL PANE," pungkasnya.


    Sementara itu, kembali Ridwan menyampaikan, saya juga menyampaikan saran kepada Bapak Kapolres Labuhanbatu kiranya lebih serius dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum, khususnya di daerah Perairan/Pesisir Labuhanbatu.


    "Juga, pentingnya menjalin hubungan baik pihak Kepolisian dengan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir. Bahkan bukan hanya hubungan baik, tetapi bagaimana menjalin komunikasi yang baik, sehingga masyarakat juga rela dengan senang hati mendukung dan membantu apa yang seharusnya menjadi kerja kepolisian," tutup Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Labuhanbatu ini. (Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini