-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Rencana Pembangunan Tol Dalam Kota Medan, Blueprint dan AMDAL Dipertanyakan

    Redaksi
    11 Maret 2019, 13:04 WIB Last Updated 2020-07-20T06:02:59Z
    Banner IDwebhost

    Kolase pembangunan tol dan para aktivis
    INDOSATU.ID | Rencana pembangunan jalan tol di dalam kota Medan dipertanyakan para pegiat sosial.

    Tepat pada Sabtu, 9/3/2019 Puluhan orang pegiat sosial dan lingkungan berkumpul di Taman Maharani Aloha (TMA) Kampung Besar, Martubung, Medan.

    Acara bertajuk gelar tikar dan bincang-bincang santai ala rekreasi ini menjadi perhatian pengunjung TMA yang sering digunakan masyarakat sebagai fasilitas olah raga sore.

    Pantauan awak media, sejumlah aktivis yang hadir seperti Effendi Naibaho pemerhati Danau Toba, Wibi Nugraha dari Rumah Mangrove, Ali Hanafiah Marbun pelaku usaha warga pinggiran sei deli, Muhammad Isa Al basir ketua Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan, serta nara sumber Indra Mingka Ketua LKLH Sumut.

    Acara yang dipandu oleh Saharuddin Koordinator Gerbrak dan Aktivis Medan utara ini juga direspon positif oleh sejumlah tokoh seperti Nazaruddin tokoh nelayan dan Atan ketua Karang Taruna Belawan.

    Ditemani minuman kopi, teh dan gorengan para aktivis membahas soal penandatanganan MoU antara Pemprov Sumut, Pemko Medan, Pemkab Deliserdang bersama PT. Citra Marga Nusphala Persada. Tbk dan PT. Adhi Karya (Persero) yang sudah berlangsung di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan pada Jumat (1/3/2019) lalu.

    Saharuddin menjelaskan bahwa rencana pembangunan jalan tol sepanjang 30,97 km merupakan terobosan pembangunan yang visioner. Proyek swasta murni berbiaya Rp 7 T itu direncanakan dimulai pada Juni 2019 dan diperkirakan rampung dalam tempo dua tahun.

    "Yah, Patut diapresiasi sebab ruas tol dalam kota itu dibangun mengikuti aliran Sungai Deli," jelasnya.

    Muhammad Isa Albasir Ketua KNTI mengatakan bahwa Sungai Deli yang hulunya mengaliri sejumlah kecamatan dan kelurahan di kota Medan bermuara ke laut Belawan dikawasan Medan Utara. Daerah Aliran Sei Deli (DAS) pada sisi kanan dan kirinya terdapat rumah penduduk.

    "Kita wajib meminta penjelasan Pemerintah, rencana tol ini bermula dari mana dan sampai dimana, serta apa manfaat nya bagi nelayan dan bagaimana solusi terhadap masyarakat yang terkena dampak. Kita tunggu sosialiasinya atau kita datangi Gubsu atau Walikota Medan," ujar Tokoh nelayan ini.

    Pada kesempatan itu, Indra Mingka Ketua LKLH Sumut mengutarakan belum diketahui betul blueprint nya seperti apa, akan tetapi dampak sosial dan ekonominya pasti dapat kita rasakan, oleh karena itu kita minta kajian AMDAL dibuka secara transparan.

    "Meskipun kita belum tahu betul blueprint nya seperti apa, akan tetapi dampak sosial dan ekonominya pasti dapat kita rasakan, oleh karena itu kita minta kajian AMDAL dibuka secara transparan, jangan seperti AMDAL podomoro yang sampai digugat baru dimunculkan," ujar aktivis yang pernah diajak berantam oleh Gubsu ini.

    Aktivis pemerhati Danau Toba Effendi Naibaho mengatakan pembangunan tol jangan menghilangkan Sungai Deli sebagai ikon Kota Medan, namun harus tetap dijaga nilainya.

    "Mari kita rawat Sungai Deli sebagai ikon Kota Medan, kita mendukung gagasan Gubernur Sumut untuk membangun tol sungai, akan tetapi harus tetap menjaga nilai estetika Sungai Deli ini, pungkasnya. (Editor)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini