Rismon Raja Mangatur Sirait | Foto: Akun FB |
INDOSATU.ID | Isu penghapusan pesta Danau Toba masih terus menjadi perbincangan masyarakat batak. Hal ini kembali menjadi sorotan seorang pegiat budaya Rismon Sirait. Untuk menanggapi hal tersebut beliau menuliskan sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara, demikian isinya:
Baca Juga:
- Naposo Naimarata Medan Kibarkan Merah Putih di Puncak Pusuk Buhit
- Jonggy Simanjuntak Anak Batak Yang Menjadi Tentara Amerika
- Pria ini Bakar Kantor Desa Karena Surat Tanah Tak Kunjung Selesai
- Orang Ini Paksa Ibadah (Partangiangan) Dihentikan Karena Melanggar Kesepakatan
Surat terbuka jilid 2 buat Gubsu
Yth:
Letjen Purn TNI Edy Rahmayadi
Bapak itu seorang Purnawirawan Jenderal tegaslah membuat statement,seperti Sumpah Prajurit tapi jangan Cemen pak.Semalam Bapak buat statement klarifikasi, tetap buat Festival Danau Toba tapi ganti nama.Bagi saya dan kami yang sekolahnya hanya SR zaman dulu susah Pak mengartikan statement Bapak itu. Tapi walau kami tidak sekolah tinggi otak kecil saya ada kelebihannnya sedikit Pak mengartikan itu semua.
Yang kedua Pak janganlah karena beberapa Bupati tidak hadir saat Pembukaan dan Penutupan Festival Danau Tob 2019 di Parapat jadi alasan pembelaan Bapak karena sempat ucapkan Festival Danau Toba tidak berguna. Kemudian ucapan sungut-sungut Bapak bulan lalu itu di tumpahkan sekarang dengan cuitan"Kenapa kalian tidak datang?"wajarlah tidak berguna Festival itu. Bang Edy sadarlah abang bukan Militer lagi,sudah menjadi orang sipil kalau ada beberapa Bupati tidak hadir di Pembukaan dan Penutupan artinya Bapak masih memakai microchip otak Windows 7.Padahal zaman sekarang sudah pakai microchip otak Windows 10.
Bang Edy kalau beberapa Bupati tidak hadir kala itu jelas itu kesalahan abang, padahal semua birokrasi dan Legislatif menghadiri Festival Danau Toba pakai uang kami Bang. Apa tidak sadar abang maksa kami rakyat ini harus datang menonton Festival dengan uang kami sendiri dan mengongkosi kalian Pejabat hadir di acara. Kemudian dengan mudah abang bilang dihapus Festival tersebut karena tidak bermanfaat.Tahun 1996 ada tiga Negara Asean ikut Pesta Danau Toba dan seluruh Propinsi di Sumetera hadir delegasinya dan bintang Tamu asli team Kesenian Bali langsung datang.
Padahal Tahun 1996 belum ada HP dan Facebook bang bahkan masih pakai telepon rumah, masa tambah maju tehnologi kita jadi mundur ke zaman Tarzan Bang. Kami rakyat kalian bang janganlah saling menyalahkan dengan para Bupati di Kawasan Danau Toba karena tidak hadir di acara.
Pembukaan dan Penutupan. Masa rombongan abang dan para Bupati yang kami tonton karena bawa rombongan banyak dan dikawal Voredes.Kami masyarakat tak butuh menonton pejabat bang, Turis dan Penonton itu mau liat acara berkelas, bukan mau mendengar kata sambutan abang dan seluruh asisten abang serta para Bupati duduk manis di kursi VIP dengan para istri sambil menikmati air mineral dan parcel Buah dimeja. Kami masyarakat hanya menonton diterik matahari ke arah panggung kaya panggung Pengantin para Birokrasi dan Legislatif makan snack, buah dan minum air segar.
Andai saya abang kupanggil bang semua Bupati tujuh kawasan Danau Toba ke Kantor Gubernur tanya langsung kenapa mereka tidak hadir kemarin acara Festival Danau Toba 2019.Bila perlu tampar di kantor bang tapi janganlah di media bersungut-sungut bang jadi kaya inang-inang parsambo abang kuliat jam 10 pagi sudah ngerumpi curhat-curhatan kadang mau marsijanggolaan. Kalau abang tidak tahu arti marsijanggolan boleh tanya inang si Malvinas Bagariang biar jelas.
Mohon maaf bang Edy kalau tulisan saya ini tidak berkenan.
Salam hormatku buat semuanya dari:
Rismon Raja Mangatur Sirait
Horas
Mejuah juah
Njuah juah
Rahayu
Walujati
Namaste
Om Swastiastu
Salam Kebajikan
Namo Budaya
Sumber: Akun FB
Editor: Redaksi