Rektor UHKBPN Pematangsiantar dan Pengurus Yayasan UHKBPN foto bersama dengan para Narasumber |
INDOSATU.ID | Rektor Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar (UHKBPNP), Prof. Dr. Sanggam Siahaan M.Hum pada sambutannya kala
pembukaan kuliah umum di gedung aula Universitas mengatakan bahwa UHKBPNP
berupaya hadir di tengah masyarakat Kota Pematangsiantar sebagai wujud Tri
Darma Perguruan Tinggi.
Pada kuliah umum kali ini
mengangkat tema "Partisipasi Masyarakat Menjaga Keamanan dan Menjamin
Pembangunan Berkelanjutan di Sumatera Utara"
Dirinya juga menjelaskan bahwa
mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar berasal dari masyarakat
dari 22 kabupaten kota di Sumatera Utara dan beberapa provinsi di antaranya
Kalimantan, Aceh, Riau, Lampung dan Bangka Belitung.
"Mahasiswa kita ada
dari berbagai daerah, suku dan agama, Mereka belajar berdampingan,” ujar Prof.
Sanggam
Baca Juga: MSN Limbong, S.Kom Terima Mandat Pembentukan PAC Horas Bangso Batak (HBB) Kecamatan Namorambe
Kapolda Sumu, Irjen. Pol.
Drs. Martuani Sormin Siregar, M.Si yang juga turut hadir sebagai narasumber
mengajak civitas akademika Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar mendiskusikan
permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Narkoba juga menjadi
salah satu yang dapat mempengaruhi keamanan ditengah masyarakat, oleh karena
itu menurut Kapolda Sumut, narkoba menjadi kejahatan paling darurat saat ini.
Dari 34.000 narapidana di Sumatera Utara (Sumut), sebanyak 24.000 adalah kategori
pengedar dan pemakai narkotika.
Lebih lanjut disampaikan
Kapoldasu, dengan peredaran bebas narkoba dapat menimbulkan tindak pidana
pembunuhan dan pemerkosaan serta kejahatan lainnya. Sebagai Kapoldasu perlu
untuk menjaga 16 juta masyarakat Sumatera Utara.
"Kemarin ditemukan 2
hektar di Madina, ganja tidak hanya dari Aceh, hari selasa yang lalu, kami
menangkap 22 kg sabu dengan tersangka 6 orang dan 1 orang meninggal. Selain itu
juga ada anak kecil 14 tahun mengutip berondolan sawit mati dibunuh dan kebetulan
dimakamkan di Pematangsiantar. Lalu ada juga anak kecil didepan orangtuanya
diperkosa dan dibunuh di Tanjung Balai. Saya minta kepada anak-anakku sekalian
untuk diskusikan hal ini di kampus sebagai civitas akademika yang perduli
dengan masyarakat," ujar Irjen Pol Martuani Sormin Siregar.
Menurutnya, masyarakat
Sumut adalah orang baik dan orang santun. Maka kejahatan tidak akan pernah bisa
mengalahkan kebaikan selama orang-orang baik tidak berpangku tangan.
"Nasihat yang baik
tidak cukup dengan kata-kata melainkan juga dengan cambuk dan rotan. Bila
saudara-saudara mencoba mengganggu Kamtibmas di Sumut akan berurusan dengan
mata pedang saya," ujarnya lagi
Ia juga menginstruksikan
kepada anggota dan jajarannya untuk tidak meminta uang dari masyarakat demi
memperbaiki pelayanan polisi kepada masyarakat.
"Jangan pernah
menyerah dengan keadaan, jangan pernah tertunduk dengan kemiskinan dan jangan
menyerah walaupun orangtua tidak mampu menyekolahkan. Polisi adalah milik
publik, Polisi adalah produk masyarakat, jika Polisi jelek berarti yang
menghasilkan juga jelek," imbuhnya
Kapoldasu juga
menjelaskan persoalan keberagaman yang menjadi kekayaan dan kekuatan bangsa
Indonesia. "Keberagaman karunia
dari Yang Maha Kuasa, kita harus merawatnya dan menjadikannya sebagai kekuatan.
NKRI harga mati, tidak ada tawar-menawar,” tutupnya
Jenderal Polisi bintang
dua itu juga berharap Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar bisa menjadi agen perubahan di Kota
Pematangsiantar.
Pada kuliah umum tersebut
juga turut hadir Kasrem 022/Pantai Timur, Dandim 0207/Simalungun, Wali Kota
Pematangsiantar, Sekdakab Simalungun, Kapolres Pematangsiantar, Kapolres Simalungun,
Kapolres Tebingtinggi, Pengurus Yayasan Universitas Nommensen, Pimpinan PT.
STTC, dan Mahasiswa kelompok cipayung.
Sumber: metro-online.co