-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Mengenal Marsinah, Pejuang Buruh Perempuan Yang Diculik Pada Masa Orde Baru

    Redaksi
    01 Mei 2021, 17:51 WIB Last Updated 2021-05-04T16:41:12Z
    Banner IDwebhost


     

    INDOSATU.ID | Marsinah dikenal karna aksinya yang menuntut kesejahteraan bagi buruh, khususnya bagi buruh kaum perempuan.


    Dirinya sering kali menyuarakan Upah Minimum Regional (UMR), fasilitas kerja, cuti hamil dan upah lembur bagi perempuan ditengah rongrongan rezim yang represif.


    Kala itu dia aktif dalam perencanaan aksi unjuk rasa dan mogok kerja pada 3-4 Mei 1993 dengan memimpin 150 dari 200 buruh pabrik (CPS) untuk menuntut kenaikan gaji dari Rp 1.700/hari menjadi Rp 2.250/hari  (kenaikan Rp 550/hari)


    Baca Juga: Dua Warga Pagar Batu Meninggal Akibat Bentok Dengan Security PT. Arta Prigel


    Marsinah lahir di Nglundo, 10 April 1969  seorang aktivis dan buruh pabrik jaman Pemerintahan Orde Baru,  bekerja di PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo.


    Dia hilang lantaran diculik oleh sekelompok orang,  hingga kemudian mayatnya ditemukan di hutan jati dusun Jegong, Desa Wilangan pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.


    Dia tewas mengenaskan dengan kemaluan ditembak, tubuh penuh luka memar bekas pukulan benda keras.


    Baca Juga: Dipenjara Karena Mencuri Kayu Demi Beli Beras, BLC Siap Bela Jasmin di Persidangan


    Kedua pergelangannya lecet, tulang panggulnya hancur serta di sela pahanya menempel kain putih yang berlumuran darah.


    Marsinah adalah simbol bagi buruh Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak  sebagai pekerja kelas bawah khususnya buruh wanita.


    Namanya digaungkan setiap 1 Mei di Hari buruh dalam perlawanan buruh untuk mendapatkan kehidupan yang layak.



    Penulis: Lian

    Editor: Redaktur

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini