Papan nama SMPN 1 Namorambe | Foto : internet |
Deliserdang - INDOSATU.ID | Pak Sihombing sebagai pengelola pengutipan uang parkir sepeda motor siswa di sekolah SMP Negeri 1 Namorambe mengatakan pengutipan parkir semata-mata hanya untuk kenyamanan siswa.
Hal ini diungkapkannya saat awak media Indosatu Network menyambangi gedung sekolah SMP Negeri 1 Namorambe beberapa hari yang lalu, Rabu (16/2/2022).
Dirinya juga menjelaskan bahwa semua catatan pengutipan jelas dalam pembukaan, termasuk uang yang masuk dan uang yang keluar.
Pak Sihombing juga menuturkan beberapa contoh pengeluaran, seperti membeli tanah timbun, pasir, semen, besi dan material lainnya.
Sementara untuk pemasukan, dirinya merinci dari taksasi jumlah 600 siswa, diperkirakan 50% siswa yang membawa sepeda motor sendiri.
"Semua pemasukan dan pengeluaran jelas ada bukunya, bangun ini bangun itu, ini 50% dari uang parkir," ujar Pak Sihombing sambil menunjuk bangunan tempat parkir dan taman mini.
Pak Sihombing yang sudah menjalani dinas mengajar sejak 1986 di sekolah tersebut menegaskan, apa yang dilakukannya adalah murni demi kenyamanan siswa, karena sebelumnya parkir siswa diluar gerbang sekolah pernah kehilangan.
Ditanya tentang persetujuan dari orang tua murid, dirinya menjelaskan bahwa pada saat kepala sekolah sebelumnya, tentang parkir ini sudah pernah dibahas di komite sekolah.
"Sebelum kepala sekolah Pak Tampubolon (saat ini), dulu uda pernah dibahas soal parkir ini," ujarnya lagi.
Selain pembelian material, pengumpulan uang dari kutipan parkir sepeda motor siswa juga digunakan untuk membayar pekerja termasuk penebangan dua pohon di areal sekolah yang sudah semakin besar dan berpotensi merusak bangunan sekolah.
"Untuk penebangan dua pohon itu aja 800 ribu, itupun orang dari Tanjung Morawa, kita cari orang sini gak ada yang mau, entah karena bayarannya murah, tebang sekalian buang" ucapnya.
Saat awak media menanyakan tentang keberadaan kepala sekolah, Pak Sihombing mengatakan kalau kepala sekolah sedang mengikuti rapat di dinas pendidikan kabupaten Deli Serdang yang bertempat di Lubuk Pakam.
"Pak Tampubolon lagi rapat di dinas, ini lihat WA nya ke saya," ucapnya lagi sambil menunjuk chat WA.
Masih penjelasan Pak Sihombing, pihaknya tidak pernah memaksa siswa mengikuti peraturan pengelola parkir.
Siswa dipersilahkan bebas memilih, mau parkir di gedung parkir atau tidak, kembali ke siswa.
"Kalau gak mau, gak apa-apa, kita gak maksa, silahkan cari parkir diluar gerbang, tapi kalau hilang bukan tanggungjawab sekolah, karena dulu pernah kejadian kekgitu," jelasnya.
Ditanya terkait, pertanyaan orang tua siswa, dirinya menyarankan agar orang tua siswa yang ingin tahu supaya langsung menemuinya di sekolah.
"Kenapa harus melalui pers, datang aja langsung tanya ke saya, biar saya jelaskan," jelasnya lagi.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah mendanai dan memfasilitasi serta menyediakan lahan parkir sepeda motor siswa, hal itu ia jelaskan sesuai peraturan sekolah.
Adapun lahan parkir yang kini adalah inisiatif sekolah yang sudah dibahas di komite sekolah demi memberi kenyamanan bagi sepeda motor siswa.
Pak Sihombing mencontohkan SMA Negeri 13 Medan, dimana siswa yang membawa sepeda motor hanya boleh memarkirkan kendaraannya di luar areal sekolah.
"Coba lihat SMA Negeri 13 itu, parkirnya di luar sekolah, siapa yang mengelola, pemuda setempat yang mengelola itu, anak saya tamat dari situ makanya saya tahu," pungkasnya.
"Ini kita fasilitasi dan hasilnya ada ini gedung parkir, ini kan demi kenyamanan anak-anaknya juga, kok malah ada bahasa-bahasa seperti itu, orang tua bodoh itu menurut saya," pungkasnya lagi.
Pewarta : Lian
Editor : Admin
Komentar