Informasi palsu atau berita bohong (hoaks) | Foto : Indosatu Network |
Medan - INDOSATU.ID | Beredar informasi tentang pertemuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Informasi itupun viral di media sosial (medsos). Banyak netizen Indonesia yang memposting ulang tulisan wacana tersebut.
Berdasarkan penemuan informasi itu, tim redaksi Indosatu Network mencoba menelusuri kebenaran informasi tersebut.
Menilik dari situs Kemenkes RI, tidak ditemukan informasi tentang jadwal pertemuan tersebut.
Bahkan pencarian informasi yang dilakukan tim redaksi Indosatu Network dari berbagai media nasional juga tidak ditemukan kebenaran informasi tersebut.
Dengan tidak adanya rujukan informasi yang sah dan terpercaya, maka disimpulkan bahwa informasi yang beredar itu adalah informasi palsu, berita bohong atau hoaks.
Melalui hasil kesimpulan ini, redaksi Indosatu Network menghimbau agar netizen dan masyarakat pengguna medsos benar-benar bijak dalam menyerap informasi.
Sebelum membagikan ulang (share) alangkah baiknya netizen terlebih dahulu mencari tahu kebenaran tentang informasi yang diterimanya.
Hal ini dikarenakan cukup banyaknya berita-berita bohong dan palsu yang dengan gampang beredar di medsos.
Belum diketahui siapa yang pertama kali menulis dan memosting serta menyebarkan informasi bohong tentang pertemuan Presiden Rusia dengan Kemenkes RI itu, namun tim redaksi Indosatu Network memastikan berita tersebut adalah berita bohong.
Berikut tulisan tentang informasi pertemuan Presiden Rusia dengan Kemenkes RI yang banyak diposting berulang-ulang oleh netizen :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berencana mengadakan pertemuan live dengan Presiden Rusia Putin besok pagi waktu setempat.
Pertemuan tersebut akan membahas agar para prajurit Rusia tetap menjalankan protokol kesehatan jaga jarak, tes antigen, SWAB dan BPJS Kesehatan.
"Saya berharap bagi tentara Rusia yang baru sampai di Ukraina agar melakukan karantina dulu sebelum berperang," ujar Menkes.
Sementara itu Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) RI minta kepada Presiden Rusia agar JHT warga Rusia dicairkan secepatnya.
Hal ini mengingat kondisi negeri yang tidak sttabil akibat langkanya minyak goreng dan mogoknya para perajin tempe tahu yang disebabkan kedelai tidak juga turun harganya di pasar.
Hal senada juga dikatakan Kementerian Agama (Kemenag). Kemenag menghimbau kepada pasukan militer Rusia agar suara ledakan bom distandarkan jangan melebihi suara kokok ayam.
Hal ini sebagai bentuk toleran kepada warga Ukraina yang tidak mau mendengar suara bom dan tembakan.
Kami dari Indonesia melaporkan untuk Anda, kita kembali ke Sinetron Indosiar.
(Tim Redaksi)
Sumber Hoaks : https://www.facebook.com/yusoepctia.aishiteru