Aktivis 98 Adian Napitupulu yang juga sekjen PENA 98 | Foto: Indosatu Network |
Jakarta - INDOSATU.ID | Aktivis 1998 yang juga politisi partai PDIP, Adian Napitupulu merasa ada keanehan dan heran dengan rencana demo besar-besaran menolak penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden Jokowi 3 (tiga) periode.
Sementara menurutnya, Jokowi tidak pernah meminta dirinya lanjut 3 periode, bahkan Jokowi mengatakan akan tunduk pada konstitusi dan perundangan-undangan Republik Indonesia.
Ditambahkannya, yang meminta Jokowi 3 periode bukanlah Jokowi sendiri, melainkan tiga menteri, tiga ketua umum partai dan sebuah lembaga survei.
Lebih aneh lagi katanya, di dunia maya media sosial, isu demo besar-besaran ini kemudian bergeser.
“Sekarang bahkan ada poster atas nama Mahasiswa yang isinya menuntut agar Jokowi mundur dari jabatan Presiden,” ungkap Adian, Jumat (8/4/2022).
Akan tetapi, tuntutan Jokowi mundur itu buru-buru dibantah para mahasiswa yang menyebut poster tuntutan Jokowi mundur itu adalah hoax, dilansir dari pernyataan BEM SI di media siber yang terpercaya.
“Nah lho…. lalu tuntutan Jokowi mundur itu tuntutan siapa dong? lalu yang membuat poster hoax itu siapa dong?” ucap Adian merasa heran.
Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA98) itu lantas teringat pada pepatah ‘lempar batu sembunyi tangan’. Fenomena itu yang tengah terjadi saat ini menurutnya.
Baik para menteri dan ketum parpol maupun di dalam rencana demo besar-besaran 11 April 2022.
Adian menyebutkan pepatah itu mungkin akan selalu ada dan dilakukan orang berbeda tapi motif yang sama, yakni duduk di lingkaran kekuasaan.
“Ada yang ingin kekuasaan melalui perpanjangan masa jabatan, ada juga yang melalui penggulingan kekuasaan,” ungkapnya.
Dirinya pun lantas bertanya-tanya, jika benar pepatah tersebut, bisa jadi Presiden Jokowi dan mahasiswa sama-sama sedang menjadi “korban klaim”.
Editor: Admin
Sumber: Dikutip dari berbagai sumber