-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Dicurigai Hendak Mencuri, Pekerja Perusahaan Jakarta Menjadi Korban Pemukulan di Silaen Kabupaten Toba

    Redaksi
    06 Juni 2022, 00:46 WIB Last Updated 2022-06-05T17:46:31Z
    Banner IDwebhost

    Adv. Ranto Sibarani (baju kuning) saat tiba di Polsek Silaen Kabupaten Toba | Foto: istimewa


    INDOSATU.ID | Medan - Naas betul nasib 5 (lima) orang dalam tim pekerja PT Iforte Jakarta, mereka menjadi korban pemukulan warga Kecamatan Silaen Kabupaten Toba.


    Menurut keterangan Poltak Simanjuntak, lima pekerja PT Iforte Jakarta itu sedang melewati rute jalan di Kecamatan Silaen, Sabtu (5/6/2022) sekira pukul 21.00 WIB.


    Awalnya, lima pekerja dalam tim itu mengikuti petunjuk aplikasi google map saat hendak menuju ke Kabupaten Labuhanbatu dari Kota Tarutung.


    Karena bukan warga setempat, para pekerja mengikuti petunjuk aplikasi google map yang kemudian tersesat dan salah jalan.


    Ketika berada di Silaen, daerah yang baru mereka lewati pertama kali, dicegat sekelompok laki-laki salah seorang diduga warga setempat.


    Para pekerja yang notabene warga luar itu dituduh berencana mencuri ke desa mereka. Salah satu dari mereka menerima tamparan dan pemukulan dari warga yang diduga preman.


    Walau sudah dijelaskan, bahwa mereka sesat jalan, bukan pencuri dan sedang melalukan perjalanan dinas berupa visit jalur Fiber Optic ke Labuhanbatu, para lelaki yang mencegat malah semakin keras membentak dan menginterogasi.


    Mereka (pekerja _red) juga diperlalukan seperti penjahat dengan gaya premanisme oleh warga setempat yang diduga preman.


    Kemudian, lima pekerja itu meminta pertolongan ke adik Poltak Simanjuntak yang singgah dan menginap di Tatutung.


    "Bang tolong kami. Kami dicegat di Silaen dan ada yang mukul. Bagaimana ini?" kata salah seorang anggota tim dengan nada ketakutan kepada adik Poltak Simanjuntak.


    Kemudian adiknya menghubungi Poltak Simanjuntak melalui telepon seluler, "Bang, bantulah kawanku dicegat di Silaen, dan dipukul. Sedangkan aku di Tarutung," kata adiknya kepada Poltak Simanjuntak.


    Setelah mendapat cerita singkat, Poltak menyarankan agar kawan adiknya diarahkan ke Polsek Silaen.


    "Setelah tiba di Polsek, suruh telepon aku, biar aku yang bicara dengan petugas di sana. Saya caripun kontak Kapolsek," kata Poltak dengan geram.


    Poltak yang tak punya kontak dan juga kenalan di Mapolsek Silaen berusaha mencari informasi dari teman-temannya sembari mencari solusi.


    Poltak Simanjuntak mencoba menghubungi temannya Ranto Sibarani yang berprofesi sebagai advokat, dan berharap punya kontak dengan polisi di Polres Toba atau Polsek Silaen.


    "Aku sedang di Balige Bang. Meluncurpun aku ke Silaen sekarang," kata Ranto Sibarani kepada Poltak sekitar 23.40 WIB.


    Pada pukul 01.30 WIB, Adv. Ranto Sibarani menginformasikan kepada Poltak, bahwa persoalan sudah dapat diatasinya.


    "Jika korban ini tidak mau menerima perlakuan kalian, maka saya akan melaporkan kalian semua," kata Ranto ke pelaku ketika tiba di Polsek Silaen.


    Para pekerja yang menjadi korban pemukulan ketika dimintai pendapatnya oleh Adv. Ranto Sibarani lebih memilih memaafkan dan berdamai dengan para pelaku.


    "Bang, mereka pilih berdamai. Jadi kami sudah tinggalkan Polsek menuju Balige," kata Adv. Ranto Sibarani kepada Poltak Simanjuntak.


    Merasa heran terkait tindakan premanisme di Silaen, Poltak mencoba melakukan konfirmasi lewat pesan WA ke salah seorang anggota Polsek Silaen, namun belum ada respon.


    Terkait kejadian itu, Poltak Simanjuntak pun berharap Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak tidak memandang remeh fenomena premanisme di wilayah pedesaan yang jauh dari perkotaan. (Lian/Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini