Jalan lintas antar desa antar kecamatan di daerah pesisir Labuhanbatu | Foto: Indosatu Network |
INDOSATU.ID | Medan - Beberapa masyarakat di pesisir Kabupaten Labuhanbatu mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu.
Salah satu kekecewaan itu diantaranya adalah infrastruktur jalan. HS salah satu warga Desa Sei Penggantungan Kecamatan Panai Hilir, kepada Germalab (Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu) mengatakan, problem lama itu masih menjadi problem hingga kini.
Hal itu diutarakan Sabar Naek Limbong selaku pembina Germalab kepada indosatu.id setelah berkomunikasi dengan warga Desa Sei Penggantungan melalui seluler.
"Problemnya masih itu-itu saja, infrastruktur tak layak. Selain itu, problem lain adalah pupuk subsidi, apalagi di sana, masyarakat sedang mencoba dua kali masa tanam dalam setahun," ujar Limbong selaku pembina Germalab, Sabtu (4/6/2022).
Di tahun-tahun sebelumnya, Limbong menjelaskan, masa tanam padi di desa tersebut hanya satu kali dalam setahun.
Tahun ini, masyarakat mencoba dua kali masa tanam, pasca masa panen di bulan Februari beberapa bulan lalu.
"Masa tanam dua kali dalam tahun ini, tentu sesuatu yang pantas disyukuri. Kemungkinan bulan depan sudah ada masyarakat yang masuk masa panen," ujar Sabar Naek Limbong lagi.
Usai masa panen di bulan Februari lalu, masyarakat mencoba kembali menanam bibit padi di bulan Maret dan akan masuk masa panen di bulan depan.
Bila masa panen bulan depan sudah selesai, masyarakat kembali akan melakukan pembibitan padi pada bulan Delapan. Bila melakukan pembibitan di bulan Delapan, kemungkinan masa panen akan datang pada bulan Januari atau Februari 2023.
Ditambahkannya, jenis padi yang ditanam tidak sama. Masa tanam bulan Delapan, biasanya masyarakat menanam padi jenis KKB (kuku balam) dan jenis Ramos.
Sementara, untuk masa tanam bulan Maret, masyarakat menanam padi jenis IR 64, karena usia IR 64 mulai tanam hingga panen lebih pendek dibanding jenis KKB dan Ramos.
"Ini menjadi sesuatu kemajuan di Desa Sei Penggantungan. Tentu hal ini juga sebaiknya menjadi perhatian Pemkab Labuhanbatu. Bagaimana supaya masyarakat bisa menggapai hidup sejahtera," tutur Limbong.
"Persoalannya masih itu-itu saja, infrastruktur jalan. Jalan ke Desa Sei Penggantungan mulai dari perbatasan jalan Desa Jawi-jawi, sangat memprihatikan. Yang lebih parah lagi, 50% jalan lintas Desa Sei Penggantungan belum pernah mengalami pengerasan. Bila hujan turun, jalan itu akan berubah menjadi jalan berlumpur bagai kubangan kerbo," tuturnya lagi.
Lian berharap, agar Pemkab Labuhanbatu dapat mengerti persoalan dan problem kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir Labuhanbatu terkhusus Desa Sei Penggantungan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Lian mengungkapkan bahwa dirinya sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi keinginan masyarakat desa tersebut ke Pemkab Labuhanbatu.
"Pada masa pemerintahan Bapak Andi Dalimunthe, saya bersama pemuda Desa Sei Penggantungan sudah pernah membawa surat aspirasi terkait jalan yang dimaksud ke rumah dinas Bupati, tapi hingga habis periode, hasilnya nihil," jelas Limbong.
"Setelah itu, saya bersama ratusan masyarakat desa juga pernah melakukan unjuk rasa di depan gedung Bupati Labuhanbatu, tuntutan masyarakat juga masih jalan tersebut. Sebelumnya, saya bersama Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu juga pernah melakukan aksi unjuk rasa terkait jalan tersebut, tapi hasilnya masih nihil, pada saat itu, Pemkab Labuhanbatu mengatakan, anggaran dipangkas akibat penanggulangan dan mengatasi pandemi covid-19," jelas Limbong lagi.
Pria yang juga berkarir di salah satu universitas swasta di kota Medan ini mengungkapkan harapannya kepada Bupati dan Wakil Bupati Labuhanbatu selaku pimpinan Pemkab Labuhanbatu.
"Saya harap, Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati mau peduli dan peka terhadap persoalan yang sudah bertahun-tahun di Desa Sei Penggantungan. Sebagai Desa kelahiran saya, tentu saya merasa sedih ketika melihat kualitas jalannya yang sudah puluhan tahun masih tetap berlumpur," harap Sabar Naek Limbong, yang akrab disapa Bung Lian ini.
"Padahal, sumber daya alam di desa kelahiran saya itu saya melimpah. Terkhusus hasil panen padi, bisa dikatakan menjadi yang terbesar di kecamatan Panai Hilir," tutupnya. (Dika)