Lathief Abdillah
Taushiyah
Oleh: Lathief Ab
Jumat, 17 Juni 2022
Allah SWT mengingatkan bahwa ada musuh nyata bagi manusia bernama syaitan. “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. ” (QS. Al-Baqarah: 168)
Secara terang-terangan, sejak semula setan mendeklarasikan diri untuk menyesatkan seluruh manusia "Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan-Mu! Aku akan menyesatkan manusia semuanya.’" (QS. Shâd:82)
Dimana ada kebaikan maka di situ ada setan. Dengan berbagai cara setan beruapaya mengahalang-halangi manusia dari kebenaran. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS.Al-An’am: 112).
Di antara upaya setan itu sebagai mana dalam ayat diatas menipu manusia dengan memutar balikan fakta antara kebenaran dan kebatilan. Ibnu Qayyim menyebutnya "Talbisul Iblis" atau jebakan iblis. Agar manusia membenci kebanaran (al hak) dan tertarik dengan keburukan (al bathil), "Yaraunal haqqa bathilan wayaraunal bathila haqqan."
Jebakan setan setan tersebut antara lain; Pertama. "Tahsinal al bahtil",mencitrakan baik terhadap kebathilan. Setan membuat framming dan narasi indah tentang kebatilan, membungkusnya dengan indah sehingga banyak manusia tergoda dan terperangkap.
Ketika Adam dan Hawa di Surga, mereka bebas bersenang- senang dan memakan apa saja yang ada kecuali mereka dilarang menyentuh sebuah pohon (syajarah). Setan mendekati Adam dan Hawa membisiki mereka dengan narasi indah tentang pohon tersebut. Setan memyebut ohon itu sayajarat alkhuldi ( pohon keabadian) bahwa jika Adam dan Hawa menyentuhnya, memakan buahnya maka mereka akan mendapat kehidupan abadi di surga dan meraih kerajaan yang tak akan runtuh. Adam dan Hawa pun tergoda untuk mencicipi buah pohon tersebut yang mengakibatkan keduanya 'terusir' dari Surga. "Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya dengan mengatakan" Maukah aku tunjukan kepada kamu pohon keabadian dan kerajaan yang tidak akan binasa ?" (Q.S .Thaha : 120).
Era skularisme saat ini yang menjauhkan aturan agama dari kehidupan. Dengan alasan demokrasi menolak diterapkannya hukum syariat. Dengan narasi HAM dan Kebebasan mendukung berkembangnya Seks bebas dan kaum LGBT, bahkan di beberapa negara atas nama kebebasan melindungi penghinaan dan pelecehan terhadap agama. Berbungkus moderasi pencampuradukan agama digalakan. Atas nama toleransi beragama aliran sesat dan menyimpang dilindungi dan dibiarkan berkembang. Semuanya nampak seakan indah, modern, kebinekaan dan berperadaban. Padahal menyesatkan manusia dan membawa malapetaka kehidupan.
Jebakan setan kedua adalah "Taqbihul haq" atau stigmatisasi terhadap kebenaran (al Haq). Kebenaran dicitraburukan menjadi suatu yang rendahan, ketinggalan zaman atau suatu yang menakutkan bahkan dituduh sebagai kejahatan.
Saat di Makah, Rasulullah dan para pengikutnya disebut kelompok sufaha, tak punya wawasan. Rasul sendiri disebut majnun (berfikir irasional), kahin (paranormal yang suka meramal masa depan), sahir (berbicara halusinasi), bahkan disebut abtar (orang yang tidak punya masa depan) dll. Semua itu agar manusia menjauhi dakwah Rasulullah SAW "Apabila dikatakan kepada mereka," berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman ". Mereka berkata, " Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh (sufaha) beriman ? " Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh tetapi mereka tidak mengetahuinya ," (Q.S. Al-Baqarah : 13).
Saat ini, umat Islam diintimidasi dengan macam - macam istilah yang menakutkan. Radikal, ekstrimis, bahkan teroris disematkan kepada mereka yang taat menjalankan agama, aktivis masjid, hafidz Qur'an, para penggerak penegakan syariat Islam.
Upaya stigmatisasi, pencitraburukan kebenaran bertujuan melahirkan sikao islamophibia; sikap benci, sinis pada Islam, agar manusia menjauhi kebenaran itu, menjauhi Nabi, Islam dan al-Qur'an. "...Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup" (Q.S. Al-Baqarah:217).
Demikianlah jebakan setan baik dari kalangan jin maupun manusia yang berupaya menyesatkan dari jalan kebenaran. Semoga Allah menjaga dan melindung Iman dan Islam kita untuk senantiasa istiqomah di jalan-Nya dan terhindar dari bujuk rayu setan yang berusaha memalingkan kita dari jalan kebenaran.
*Pengasuh Pondok Baitul Hamdi