-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Undu Paga Babi di Papua, Mengingatkan Kembali Pengasapan Daging di Atas Tungku Api

    Redaksi
    29 Juni 2022, 13:37 WIB Last Updated 2022-06-29T06:37:48Z
    Banner IDwebhost

    Proses pengasapan daging babi yang disebut dengan undu paga babi | Foto: Maria Weya 


    INDOSATU.ID | Papua - Undu paga adalah bahasa suku Dani Lany, yang artinya para-para (tempat diatas tungku api).



    Para-para biasanya digunakan untuk tempat kayu bakar. Selain tempat kayu bakar, para-para juga digunakan sebagai tempat untuk mengeringkan daging babi.



    Undu paga babi atau babi undu paga, artinya daging babi yang dikeringkan di para-para diatas tungku api (tempat masak keluarga) di Mimika.



    Pemerintah Beri Bantuan Bibit Ternak Babi


    Pada tahun 2016, Dinas Peternakan Kabupaten Mimika mengembangkan potensi ekonomi masyarakat dari usaha peternakan babi. 



    Dinas Peternakan saat itu memberikan bantuan satu pasang bibit babi, seng, dan paku kepada masyarakat sebagai modal untuk beternak babi.



    Pada saat itu, saya ditugaskan Kepala Dinas untuk membina masyarakat lokal (Papua) dalam beternak di Mimika.



    Dari hasil program tersebut, Dinas Peternakan melihat kemajuan peternak. Melihat kemajuan itu, setiap tahun Dinas Peternakan selalu memberikan bantuan kepada peternak yang mau dan serius beternak.



    Pada akhir 2019, Kepala Dinas (Kadis) Peternakan mengunjungi kami ke lapangan dan memberikan kami semangat dan tantangan untuk bisa meningkatkan produksi anak babi lewat program kawin suntik atau inseminasi buatan.



    Saya sendiri turut ikut sebagai petugasnya. Para peternak merespon baik tantangan Kadis Ir. Yosefin Sampelino, dan kami telah sampai di puncak produksinya.



    Pandemi Covid-19 Menggagalkan Panen Ternak Masyarakat


    Namun karena wabah corona virus (covid-19), sehingga tidak ada pesta di masyarakat, mengakibatkan kami gagal panen, karena tidak ada pembeli.



    Acara pesta menjadi pasar terbesar pemasaran hasil panen ternak babi. Pandemi covid-19 benar-benar telah menggagalkan usaha peternakan babi milik masyarakat yang disokong bantuan Pemerintah Kabupaten Mimika.



    Kabar kegagalan pemasaran itu pun sampai kepada Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha. Saya pun dipanggil untuk menjelaskan masalah yang dihadapi peternak di lapangan.



    Saya pun menjelaskan dan menceritakan semua problem yang dihadapi masyarakat peternak.



    Bangkitnya Usaha Undu Paga Babi


    Setelah mengetahui semua permasalahan masyarakat peternak usaha peternakan babi, Kabid Bina Usaha membuat program Pengembangan Usaha Ternak Babi Lewat Usaha Pengasapan Babi.



    Sementara, Kadis Peternakan Ir. Yosefin Sampelino telah memasuki masa pensiun, dan digantikan Drh. Isabel Fitriani sebagai Kadis Peternakan hingga saat ini (2022).



    Kami peternak terus dibina, dan dibawa pelatihan ke Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk belajar tentang sei babi. 



    Kami bersyukur karena Pemerintah Kabupaten Mimika, melalui Dinas Peternakan  Kabupaten Mimika sangat memperhatikan  kami, dan selalu mendidik kami untuk bekerja, dan slalu diajarkan untuk mau belajar hal-hal baru. 



    Mengapa kami menggunakan kata babi undu paga bukan sei babi?. Karena undu paga itu tempat orang tua kami menyimpan daging, dan petatas untuk anak-anaknya. 



    Jadi hingga sekarang ini, undu paga masih ada dipedalaman, tapi yang dikota sudah banyak yang lupa.



    Kami mau mengingatkan kembali undu paga, para-para diatas tungku api milik orang tua kami dahulu. 



    Daging babi yang dikeringkan diatas undu paga juga tidak kalah enaknya. Dengan adanya program usaha ini, kami peternak tambah semangat beternak.



    Kami tidak pernah kwatir meski produksi panen ternak babi meningkat, karena produksi babi meningkat kami bisa olah daging babi jadi babi undu paga.



    Dari tahun 2016 hingga tahun 2022, sudah ada 80 keluarga peternak yang dibantu oleh Dinas Peternakan, lokasinya di SP3, Muara, Tunas matoa, Bintang V, dan Kwamki Narama. (Penulis adalah warga Mimika yang turut membina masyarakat mengembangkan undu paga babi melalui program Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua)



    Penulis: Maria Weya

    Editor: Admin

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini