Foto: screenshot video viral di media sosial facebook |
INDOSATU.ID - Sebuah video di media sosial (medsos) aplikasi facebook mendadak viral, video tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Dilansir dari video yang diunggah akun BangkaPos pada Minggu (25/9/2022) malam, dalam video viral itu mempertontonkan satu unit mobil mewah sedang parkir di Sentral Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Dalam video tampak mobil mewah diduga merek BMW sedang mengisi BBM jenis pertalite.
Merujuk kepada kebijakan pemerintah pusat, BBM jenis pertalite merupakan salah satu jenis BBM yang termasuk disubsidi pemerintah.
Pemandangan mobil mewah yang memakai BBM jenis pertalite itupun dinilai tidak elok, sebab jenis pertalite merupakan BBM subsidi.
Sama halnya dengan subsidi yang diberikan di tingkat desa melalui Pemerintah Desa (Pemdes), pemilik mobil mewah tersebut dinilai turut ikut mengambil subsidi yang diberikan pemerintah kepada kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Padahal, mobil mewah BMW bukanlah mobil murah. Dilansir dari berbagai sumber, harga beli BMW masih di atas sejenis Kijang Innova atau Avanza.
Bagi keluarga yang menegah ke bawah, tentulah tidak mungkin mampu membeli mobil merek Innova atau Avanza yang harganya ratusan juta, apalagi mobil mewah BMW.
Oleh karena itu, pemerintah menganjurkan pemilik mobil mewah agar menggunakan BBM jenis non subsidi, karena dinilai tidak layak lagi menerima subsidi dari pemerintah.
Apalagi jumlah penduduk yang menegah ke bawah tergolong masih cukup banyak dari perbandingan jumlah penduduk ratusan juta warga Indonesia.
Tidak diketahui apa motif atau niatan pemilik mobil BMW itu menggunakan BBM jenis pertalite.
Netizen menduga bisa saja unsur sengaja atau mungkin di SPBU tersebut tidak belum tersedia BBM non subsidi, atau mungkin dalam keadaan kosong (habis).
Video tersebut pun sontak ditanggapi ribuan warga net (netizen_red). Sebab dinilai telah merampok subsidi pemerintah kepada masyarakat menengah ke bawah.
Bahkan beberapa netizen memberikan komentar-komentar pedas terhadap sikap pemilik mobil mewah BMW itu.
"Mungkin tak punya otak," tulis Dedi di kolom komentar, menanggapi video tersebut.
"Hal orang miskin sedang diambil si orang kaya," tulis Andi.
"Tidak punya malu, mobil mewah malah minum subsidi," tulis akun Jelda.
Beberapa komentar lain mengaitkan kejadian itu dengan kebijakan pemerintah mencabut sebagian subsidi BBM jenis pertalite.
Pemerintah berpendapat bahwa subsidi BBM yang diberikan melalui harga pertalite dinilai dinikmati orang kaya.
Para pemilik mobil yang tergolong berduit dinilai lebih banyak menggunakan BBM jenis pertalite, dengan demikian mereka pemilik mobil lebih banyak menikmati subsidi yang diberikan pemerintah melalui harga BBM.
"Pantas saja pemerintah mencabut subsidi pertalite, toh orang kaya yang paling banyak menggunakan BBM," tulis akun Parulian di kolom komentar.
"Mereka lebih banyak dapat subsidi dari pemerintah daripada orang kecil yang hanya menggunakan 2 liter pertalite setiap hari," tulis akun Tika.
"Saya paling banyak pakai 2 liter pertalite per hari, dia (pemilik mobil_red) bisa puluhan liter, subsidi buat dia lebih banyak dong," tulis Hendriko.
Video yang baru diupload satu hari lalu itu langsung diserbu netizen, ribuan komentar terus bertambah membanjiri video viral tersebut.
Merujuk kepada peraturan pemerintah, memang tidak ada sanksi bagi pengguna mobil yang menggunakan BBM jenis pertalite.
Hanya saja, pemerintah memberikan anjuran agar pemilik mobil mewah dan sejenisnya agar tidak menggunakan BBM subsidi.
Oleh karena itu, netizen meminta pemerintah dan pertamina membuat peraturan terkait hal itu, agar ada pembatasan bagi para pemilik mobil mewah dan sejenisnya.
"Perlu dibuat peraturan di setiap SPBU untuk mobil seperti itu," tulis Aini.
"Kita tidak bisa menyalahkan operator SPBU, sebab dia wajib melayani pembeli termasuk pemilik mobil, karena memang tidak ada peraturannya," tulis Novi.
Berdasarkan pantauan salah satu awak media indosatu.id di Kota Medan, beberapa hari lalu sempat mendapati kekosongan BBM jenis pertalite di salah satu SPBU.
"Waktu itu saya mau isi pertalite, tapi operator bilang sedang kosong. Itu sekitar pukul 5 sore saat mau pulang," ujar Lian, yang kesehariannya menggunakan sepeda motor roda dua.
Dirinya pun terpaksa mengisi pertalite yang dijual eceran di pinggir jalan, sebab untuk menuju SPBU lainnya diragukan minyak dalam tangki sepeda motor tidak cukup.
"Saya isi di ketengan (eceran_), takut tak sampai ke SPBU lain," ujar Lian lagi.
Dia juga menambahkan, saat itu puluhan sepeda motor terpaksa meninggalkan SPBU setelah mendapat informasi dari operator SPBU bahwa BBM jenis pertalite sedang kosong (habis).
"Bukan hanya saya, sepeda motor lain juga banyak yang keluar SPBU setelah mendapat info dari operator," ungkapnya.
Sebagian pengendara sepeda motor memilih mengisi BBM jenis pertamax, diduga meragukan ketersediaan BBM jenis pertalite di SPBU lain.
"Ada juga tuh yang ngisi pertamax karena pertalite kosong. Ya mungkin dia menduga di SPBU lain juga kosong jenis pertalite," tutur Lian.
Pantauan di beberapa pengecer, mereka masih tetap memiliki stok jenis pertalite yang dijual setelah dikemas kedalam botol air mineral.
Sebagian pengecer menjual dengan harga Rp 12 ribu per botol dengan isi satu liter.
Namun beberapa pengecer memilih menjual dengan harga Rp 10 ribu, dengan catatan isi per botol tidak lagi satu liter. (Tim)