-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Tinggal di Gubuk Bambu dan Punya 5 Anak, Keluarga Ali Tidak Pernah Mendapat Bansos

    Redaksi
    15 Oktober 2022, 12:59 WIB Last Updated 2022-10-15T06:00:24Z
    Banner IDwebhost

    Foto: Editor by indosatu.id

    Medan, INDOSATU.ID - Penyaluran dana bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah masih belum tepat sasaran seratus persen.

    Beberapa warga bahkan berpendapat, bahwa pembagian bansos terkadang lebih dekat kepada orang-orang yang dikenal oleh sipembagi.

    Kejadian seperti ini bisa saja terjadi di daerah mana pun. Tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah agar bansos benar-benar mampu membangkitkan ekonomi warga dan ekonomi nasional.

    Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menganggarkan triliunan rupiah untuk program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional).

    Pembagian dan pemberian bansos kepada warga kurang mampu juga dapat menjadi salah satu strategi PEN.

    Dengan adanya daya beli masyarakat, tentunya perputaran perekonomian di suatu wilayah akan tetap terjaga dan stabil.

    Namun apa jadinya, bila warga yang selayaknya mendapat bansos malah luput dari perhatian pemerintah.

    Tentu daya beli keluarga tersebut akan terganggu, sebab untuk kebutuhan makan sehari-hari saja mereka harus menghemat.

    Sebagaimana yang dirasakan Ali Umar (49 tahun) dan Ratna (45 tahun). Pasangan suami istri (Pasutri) ini tergolong keluarga kurang mampu.

    Mereka terpaksa menerima pahitnya hidup, warga Medan yang tinggal di Lingkungan 8 Gang Teratai, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan itu belum mendapat bansos dari pemerintah, Selasa (11/10/2022).

    "Saya tidak pernah mendapatkan bantuan, bantuan apapun saya tak pernah mendapatkannya. Malah rumah-rumah yang gedung-gedung itu yang mendapatkannya," tutur Ali, dilansir dari laman media lokal tribunsumut pada Sabtu (15/10/2022).

    Sebagai imam keluarga, setiap hari Ali bekerja serabutan demi menghidupi keluarganya, karena memang dirinya belum memiliki pekerjaan tetap. 

    Baginya, pekerjaan apapun akan dia kerjakan, asalkan pekerjaan itu halal dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk dibawa pulang.

    "Saya bekerja serabutan, apa yang dapat dikerjain, saya kerjain. Yang penting saya tidak mencuri," tuturnya.

    Dia menceritakan bahwa saat ini kondisi kehidupan keluarganya cukup memprihatinkan.

    Untuk tempat tinggal, Ali dan keluarganya hanya bisa menetap di sebuah pondok kecil berdinding papan dan bambu.

    Tinggal dengan jumlah keluarga 7 orang, pondok kecil miliknya tampak tidak layak huni.

    Memiliki 5 anak, tidak ada satupun anaknya yang melanjutkan sekolah. Kemampuan ekonomi keluarga membuat kelima anaknya harus putus sekolah karena ketiadaan biaya.

    "Untuk makan ajalah, anak ada lima, sudah pada putus sekolah karena tidak ada biaya lagi. Untuk makan aja kadang saya udah menyamping-nyamping kadang," sebutnya dengan raut wajah datar.

    Dirinya mengaku telah memberitahukan keadaannya kepada Kepala Lingkungan (Kepling) setempat. Namun hingga kini, dirinya tak kunjung mendapat bansos.

    "Udah pernah, cuman tidak ditanggapi, belum ada nama, belum ada nama, belum ada namanya keluar gitu aja katanya. Udah ada setahun lalu, udah diajukan," ucap Ali menerangkan.

    Ali pun berharap agar kiranya pemerintah mau membantu perekonomian keluarganya yang memang cukup memprihatinkan itu.

    "Harapan saya, kalau bisa bantulah kami. Tengoklah anak-anak saya pun masih kecil-kecil, bermohonlah saya," tandasnya. (Naek/Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini