Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang digadang menjadi calon presiden oleh berbagai organisasi relawan | Foto: ist |
Penulis: Sutrisno Pangaribuan
Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur akan memasuki babak baru. Menteri PUPR memastikan bahwa kontrak proyek pembangunan istana kepresidenan akan ditandatangani pekan ini.
Direncanakan bahwa pada semester-I tahun 2024, presiden dan beberapa kementerian dan lembaga sudah berkantor di Nusantara.
Pemindahan Ibu Kota Negara ini telah melalui berbagai tahapan hingga ditemukan beberapa alasan utama, yakni:
- Mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek.
- Mendorong pemerataan pembangunan ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
- Mengubah mindset pembangunan dari Jawa Centris menjadi Indonesia Centris.
- Memiliki ibu kota negara yang merepresentasikan identitas bangsa, kebinekaan dan penghayatan terhadap Pancasila.
- Meningkatkan pengelolaan pemerintah pusat yang efisien dan efektif.
- Memiliki ibu kota yang menerapkan konsep smart, green, and beautiful city untuk meningaktakan kemampuan daya saing (Competitiveness) secara regional maupun internasional.
Momentum pemindahan IKN tersebut, bersamaan dengan peralihan kepemimpinan nasional. DPR/DPD RI dan Presiden hasil Pemilu 2024 akan dilantik pada Oktober 2024, dan diharapkan dilantik di IKN.
Komitmen Presiden Joko Widodo membangun kesadaran Indonesia Centris tentu menarik dalam momentum demokrasi Pemilu 2024 ini. Beberapa nama yang muncul sebagai kandidat presiden dan wakil presiden didominasi oleh tokoh- tokoh politik nasional.
Ganjar Pranowo sesungguhnya termasuk tokoh politik lokal, namun telah berhasil merebut hati rakyat, dari Sabang sampai Merauke. Akan tetapi, Ganjar Pranowo berasal dari pulau Jawa. Maka dibutuhkan pendamping calon wakil presiden dari luar pulau Jawa.
Dalam sejarah pergerakan pemuda, perjuangan kemerdekaan, hingga menjadi negara merdeka dan memiliki presiden dan wakil presiden, keterwakilan nusantara menjadi konsensus bersama.
Kepemimpinan Nasional pertama, Soekarno dari Jawa, Mohammad Hatta dari Sumatera. Tentu bukan karena kebetulan itu dirancang, pasti telah melalui berbagai percakapan intensif dari para pendiri bangsa.
Di masa orde baru pun, Presiden Soeharto, Jawa, pernah menunjuk Adam Malik, asal Sumatera dan Baharuddin Jusuf Habibie, asal Sulawesi sebagai Wakil Presiden.
Sewaktu Presiden Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Hamzah Haz, berasal dari Kalimantan. Periode pertama Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan periode pertama Presiden Joko Widodo, Wakil Presidennya Jusuf Kalla, asal Sulawesi.
Berdasarkan fakta tersebut, maka sudah tepat, jika Calon Presiden Ganjar Pranowo disandingkan dengan Calon Wakil Presiden dari luar pulau Jawa.
Dalam mindset Indonesia Centris, beberapa nama yang berasal dari luar pulau Jawa yang dapat dipertimbangkan sebagai kandidat wakil presiden untuk Ganjar Pranowo:
- Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, asal Sumatera Utara.
- Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, asal Riau.
- Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ), Komisaris Utama Pertamina, asal Bangka Belitung.
- Erich Thohir, Menteri BUMN, asal Lampung.
- Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan, Ketua Umum DPP PAN, asal Lampung.
- H. Isran Noor, Gubernur Kalimantan Timur.
- Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, asal Sulawesi Selatan.
- Muhammad Zainul Madji (TGB), Ketua Harian DPP Partai Perindo, asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
- Victor Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT).
- Rukka Sombolinggi, Sekjend AMAN, asal Toraja, Sulawesi Selatan.
- Wayan Koster, Gubernur Bali.
- Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi, asal Maluku.
Daftar nama tersebut, selain memiliki latar belakang berasal dari luar pulau Jawa, mereka juga memiliki berbagai kompetensi, kualifikasi untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden Ganjar Pranowo.
Sementara itu, Presidium Kongres Rakyat Nasional (KoRaN) akan melakukan rangkain kongres rakyat nasional di ibukota-ibukota provinsi luar pulau Jawa. Agenda-agenda utama kongres adalah:
- Memotret Indonesia dari berbagai aspek untuk memastikan kesinambungan.
- Menghimpun dan menginventarisasi berbagai aspirasi masyarakat, daerah.
- Menyusun program- program sebagai bahan masukan untuk visi, misi calon presiden.
- Melakukan sosialisasi terhadap Ganjar Pranowo dan kandidat- kandidat calon wapres.
- Menghimpun dan menginventarisasi putra- putri daerah sebagai kandidat menteri.
Rangkain Kongres Rakyat Nasional ini diharapkan menjadi momentum konsolidasi anak bangsa. Silaturahmi nasional dalam menghadapi pesta demokrasi 2024.
Selain menghasilkan keputusan- keputusan sesuai agenda utama diatas, kongres juga diharapkan sebagai momentum deklarasi kebangsaan untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
(Penulis adalah Presidium Kongres Rakyat Nasional (KoRaN), Pembina DPP DGP (Dulur Ganjar Pranowo)).