-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kasus Pembunuhan Iwan Budi Belum Terungkap, Putri Almarhum Kirim Surat Ke Presiden Jokowi

    Redaksi
    05 November 2022, 06:32 WIB Last Updated 2022-11-04T23:32:12Z
    Banner IDwebhost

     

    Foto: spesial 

    Semarang, INDOSATU.ID - Merasa kecewa karena kasus pelaku pembunuh ayahnya belum terungkap, putri almarhum Iwan Budi Paulus (ASN Pemkot Semarang), mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).


    Iwan Budi Paulus (IBP) ditemukan meninggal dunia secara mengerikan di salah satu tempat wisata pantai.


    Saat itu, jenazah korban ditemukan dalam kondisi terbakar. Kuat dugaan, pelaku hendak menghilangkan jejak setelah korban dihabisi.


    Terkait hal itu, keluarga IBP, ASN Pemkot Semarang yang menjadi korban pembunuhan, memohon kepada Presiden Joko Widodo memberikan perhatian khusus terhadap kasus pidana tersebut yang sudah hampir dua bulan ini belum terungkap. 


    Dikabarkan bahwa putri almarhum IBP bernama Theresia Alfita Saraswati, mengatakan, permintaan tersebut disampaikan dalam surat resmi yang telah dikirimkan pada Kamis (3/11/2022).


    "Isinya memohon keadilan kepada para petinggi negara agar kasus ini diselesaikan tanpa intervensi dari pihak manapun," ujar Theresia.


    Dirinya menjelaskan, dalam surat itu juga berisi tentang penjelasan tentang kronologi kejadian pembunuhan.


    Ditambahkannya, selain kepada Presiden Jokowi, surat itu juga ditembuskan kepada Kapolri, Menko Polhukam, Menkumham, Mendagri, serta Kompolnas.


    "Dengan segala hormat dan kerendahan hati mohon kiranya Bapak Presiden Republik Indonesia berkenan untuk memberi perhatian lebih kepada kejadian yang menimpa almarhum," tutur Theresia dalam surat tersebut.


    Selain surat kepada Presiden Joko Widodo dan tembusan ke pihak Kepolisian dan Menteri, secara tersendiri keluarga Iwan Budi juga mengirimkan surat kepada Panglima TNI.


    Pada surat khusus untuk Panglima TNI itu, kuasa hukum keluarga almarhum Iwan Budi, Yunantyo Adi, mengatakan bahwa keluarga meminta izin untuk bisa bertemu secara langsung kepada Jenderal TNI Andika Perkasa selaku Panglima TNI.


    Yunantyo menjelaskan, permintaan untuk bertemu langsung itu berkaitan dengan dugaan adanya keterlibatan oknum TNI dalam peristiwa tersebut.


    Salah Satu Motif, Diduga Karena Jabatan


    Pengacara (kuasa hukum) keluarga Iwan Budi Paulus (IBP), mengatakan bahwa ada dugaan motif pembunuhan Iwan Budi Paulus PNS Bapenda Semarang karena rebutan jabatan. Dugaan ini disampaikan Yunantyo pada Senin (31/10/2022).


    Dari penyelidikan polisi, Yunantyo menambahkan, memang dugaan motif pembunuhan Iwan Budi Paulus ini dikarenakan ada perebutan jabatan di kantornya.


    "Beberapa waktu lalu kan media juga sudah memberitakan bahwa Iwan ini kan akan dipromosikan sebagai Kabid II Penetapan Pajak Bapenda begitu nah belakangan ada informasi dimana ada pihak lain yang menginginkan jabatan itu kemudian dia berinteraksi dengan orang pintar ini dan melibatkan pihak lain lagi begitu," tuturnya.


    Orang pintar yang dimaksud adalah seorang dukun. Yunantyo menjelaskan hal itu dibenarkan oleh pihak Kepolisian.


    Polisi menyebut, dari 30 saksi yang diperiksa salah satunya adalah seorang dukun dari Demak.


    Yunantyo menyebut pihak Kepolisian masih menyelidiki terkait hubungan antara kedua motif itu.


    Diketahui kemudian, sebelum Iwan Budi meninggal, dia sempat antusias dengan adanya informasi terkait jabatan.


    Namun, sepulang dari Padang setelah menjalani dinas kerja, dia tampak murung dan tidak antusias dalam menanggapi jabatan baru tersebut.


    "Kemurungan itu jangka waktunya nggak lama sebelum dia meninggal. Kira-kira bulan Agustus," jelasnya.


    Terlebih lagi dari berbagai dugaan motif tadi, Kepolisian berasumsi bisa saja ada kemungkinan motif lain, karena motif sebelumnya kurang begitu kuat.


    "Nah sebenarnya yang perlu didalami disini juga sebenarnya kalau hanya orang pengin jabatan gak sampai ke sana tapi apakah ada motif lain dibalik kepingin jabatan yang barangkali menginginkan hal lain sampai karena menghilangkan nyawa," urainya.


    "Barangkali ada motif lain seperti ekonomi, motif-motif terkait pajak disitu karena jabatan itu kan terkait penetapan pajak , tapi apakah ada motif dibalik itu dan apakah ada kaitannya dengan wajib pajak tertentu dan apakah ada relasinya dengan peristiwa kematian itu nah ini semua masih didalami," urainya lagi.


    3 Oknum Anggota TNI Diduga Terlibat, Jenderal Andika: Tak Ampuni Jika Terbukti


    Dilansir dari sumber terpercaya, Jenderal TNI Andika Perkasa selaku Panglima TNI menjelaskan, ada tiga anggotanya yang diperiksa sebagai saksi atas kasus pembunuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Semarang Paulus Iwan Boedi Prasetyo.


    Dirinya mengaku telah mendapatkan informasi dari Polda Jawa Tengah dua hari setelah ditemukannya jenazah Iwan Boedi. 


    Hingga kini, pihaknya sedang melakukan proses hukum dan pemeriksaan terhadap tiga anggota TNI itu.


    Jenderal Andika juga mengatakan, dirinya terus mengontrol perkembangan proses pemeriksaan terhadap tiga orang anggota tersebut. 


    Diketahui sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi pihaknya, pelaku pembunuhan ASN Pemkot Semarang Iwan Boedi mempunyai skill profesional.


    Informasi yang dihimpun indosatu.id dari beberapa sumber menyebutkan Polrestabes Semarang bersama dengan Pusat Laboratorium Forensik telah melakukan tes pendeteksi kebohongan terhadap sejumlah saksi dalam kasus ini.


    Sebelumnya, Iwan Budi dilaporkan menghilang sehari sebelum diperiksa sebagai saksi di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng terkait dugaan korupsi sertifikasi aset.


    Beberapa waktu kemudian, keluarga mendapat kabar jenazah almarhum ditemukan terbakar bersama sebuah sepeda motor di kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 8 September 2022.


    Dalam penemuan itu, Polisi telah memastikan jasad yang terbakar itu merupakan Iwan Budi Paulus berdasarkan hasil tes DNA.


    Menjadi Saksi Dalam Kasus Korupsi di Kecamatan Mijen Kota Semarang


    Polda Jateng menyatakan kendati Iwan Budi Paulus sudah dinyatakan meninggal sebagai jenazah yang dibakar, namun penyelidikan proses pengumpulan keterangan dugaan kasus korupsi tetap dilanjutkan.


    Pengusutan kasus dugaan korupsi tetap dilanjutkan meski Iwan Budi Paulus meninggal tersebut disampaikan oleh Kabidhumas Polda Jateng Kombes Iqbal Aqudusy, Jumat 16 September 2022.


    Iqbal menuturkan polisi terus bekerja mendalami aduan masyarakat soal dugaan korupsi di Kecamatan Mijen, Kota Semarang yang diduga melatarbelakangi pembunuhan Iwan Budi Paulus.


    "Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jateng sedang melakukan pengumpulan bahan keterangan dan dokumen," tuturnya dalam keterangan tertulis.


    Lebih jauh Iqbal menjelaskan, dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) penyerahan lahan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan utilitas dari PT Karyadeka Alam Lestari (KAL) kepada Pemerintah Kota Semarang ada sebanyak delapan bidang tanah.


    Pasalnya saat itu dugaan korupsi terjadi di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang.


    Awalnya memang Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jateng sedang melakukan pengumpulan bahan keterangan dan dokumen terkait dugaan Tindak Pidana Korupsi terkait penyerahan lahan fasum, fasos dan utilitas dari PT. KAL kepada Pemerintah Kota Semarang sebanyak 8 (delapan) bidang yang terletak di Kec. Mijen Kota Semarang pada tahun 2010 sampai dengan 2015.


    Pengumpulan bahan itu berdasarkan Surat Aduan dari Aliansi Masyarakat Kota Semarang, tanggal 5 April 2020 tentang dugaan Tindak Pidana Korupsi di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang terkait kegiatan pensertifikatan tanah fasum, fasos dan utility dari PT. KAL kepada Pemerintah Kota Semarang sebanyak 8 (delapan) bidang yang bertempat di Kec. Mijen Kota Semarang.


    "Status penanganan aduan masyarakat adalah pengumpulan bahan keterangan dalam rangka Lidik," kata Iqbal dalam keterangan tertulis, Jumat 16 September 2022.


    Penyelidik telah melakukan pengumpulan bahan keterangan dan klarifikasi terhadap lebih dari 2 orang, sejak akhir 2021 dan 2022 ini.


    Penyelidik juga telah berkoordinasi dengan Bapenda Kota Semarang, dan langsung bertemu dengan Iwan Boedi P ( Analisis Kebijajan Muda) dan Paijo (atasan Iwan) pada Bapenda.


    Didapat keterangan lisan Iwan Budi bahwa anggaran untuk proses pensertifikatan tahun 2010 tidak terserap seluruhnya karena alasan teknis.


    "Yang bersangkutan bersedia akan memberikan keterangan serta disepakati jadwal pemberian keterangan di Kantor Ditreskrimsus Polda Jateng pada hari Kamis, 25 Agustus 2022. Surat undangan klarifikasi telah diterima," kata Iqbal


    Namun pada Kamis 25 Agustus 2022 sesuai surat undangan, Iwan Boedi Prasetijo. P tidak datang tanpa pemberitahuan.


    Hasil sementara kegiatan pengumpulan bahan keterangan, penyelidik telah menerima beberapa informasi yg perlu diklarifikasi kembali.


    Profil Iwan Budi Paulus, ASN/PNS di Pemkot Semarang


    Diketahui, profil dan biodata Iwan Budi Paulus yang mayatnya terbakar dan dimutilasi banyak dicari masyarakat.


    Iwan Budi pseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang.


    Ia merupakan pria berusia 51 tahun yang juga telah berkeluarga.


    Di mata keluarga Iwan adalah sosok yang bertanggungjawab dan profesional.


    Nama: Iwan Boedi Prasetijo Paulus

    Nama panggilan: Iwan Budi

    Usia: 50 tahun

    Asal: Semarang, Jawa Tengah

    Karir: Pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)


    Demikian informasi terkait profil dan biodataIwan Budi Paulus, PNS Bapenda Semarang yang dikabarkan menghilang dan mayarnya terbakar di kawasan Marina.


    3 Saksi Pembunuhan Iwan Budi Dilindungi LPSK


    Tiga saksi kasus pembunuhan Paulus Iwan Budi Prasetyo, Aparatur Sipil Negara (ASN) Bapenda Kota Semarang kini telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). 


    Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menjelaskan ketiga saksi tersebut adalah seorang penjaga portal tempat pembuangan sampah dan dua petugas keamanan yang berjaga dekat sekitar TKP. 


    Ketiga saksi ini sempat melihat dan bertemu dengan terduga pelaku pembunuhan Iwan Budi yang jasadnya ditemukan di Kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022).


    Menurut Edwin sejauh ini belum ada ancaman terhadap saksi maupun keluarga. Namun perlindungan ini merupakan permohonan dari ketiga saksi.


    "Tiga saksi ini khawatir dan ajukan permohonan perlindungan ke LPSK. Saat ini status mereka terlindung di LPSK," ujar Edwin, mengutip laporan tim jurnalis Kompas TV, Thifal Solesa dan M. Andhika Pratama, Sabtu (29/10).


    Hingga saat ini Polda Jawa Tengah belum menetapkan tersangka dan menelusuri motif pembunuhan Iwan Budi, yang diketahui merupakan saksi kasus korupsi. 


    Polisi juga telah mendapat keterangan dari saksi AG yang melihat pihak lain HRD dan dua orang prajurit TNI berinisial AG dan AR berada di tempat lokasi pembunuhan.


    AG merupakan penjaga Pantai Marina dan mengetahui para pengunjung yang masuk ke kawasan pantai, baik pemancing maupun pekerja. 


    Selain Polda Jawa Tengah, Pomdam IV/Diponegoro juga ikut menyelidiki kasus pembunuhan Iwan Budi lantaran adanya dugaan keterlibatan prajurit TNI.


    Danpom IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi menyatkan pihaknya telah memeriksa dua personil Polisi Militer yakni AG dan AR terkait kasus pembunuhan Iwan Budi.


    Pomdam Diponegoro juga telah memeriksa 26 saksi, namun belum ada bukti kuat untuk menetapkan AG dan AR sebagai tersangka.


    Sebagai contoh, bukti rekaman  CCTV  yang menununjukkan pengendara motor N-MAX, diduga sebagai AG, ternyata keliru.


    "Ada hubungan memang, tapi untuk arah ke pembunuhan belum ada bukti permulaan yang cukup," ujar Rinoso, Kamis (13/10/2022).


    Rinoso menambahkan pihaknya akan tetap transparan dalam proses penyelidikan dan penyidikan pembuhuhan Iwan Budi. 


    "Apabila nanti unsur-unsur yang memenuhi dari penyelidikan masuk ke tahap penyidikan, kami nanti sebagai penyidik Pomdam akan menyarankan, ini dilimpahkan ke penyidikan koneksitas. Jadi gabungan, Kajati yang memimpin, bersama, polri, polda dan kita," ujar Rinoso.


    Sumber: ayosemarang, kompas, antara

    Editor: Admin

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini