Tampak mobil yang diduga sudah dimodifikasi dengan tangki besar minum di salah satu SPBU di Kota Rantauprapat | Foto: SPM/Alisahbana |
Rantauprapat, INDOSATU.ID - Ketua Serikat Perempuan Merdeka (SPM) Nissa Dalimunthe meminta Aparat Penegak Hukum (APH) Polres Labuhanbatu mengambil tindakan terhadap mafia solar.
Ia menduga beberapa mobil jenis pick up yang digunakan sudah didesain di bagian tangkinya.
Hal ini dilakukan agar dapat menampung BBM jenis solar dengan kapasitas yang cukup banyak.
Dari informasi yang dihimpun, sebelumnya tim sudah memantau pada salah satu Sentral Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Rantauprapat.
SPBU yang dipantau itu tepatnya berada di Jalan Jendral Ahmad Yani, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhanbatu.
Pada saat dipantau pada Selasa (29/11/2022) lalu, tampak sebuah mobil jenis pick up mengisi BBM jenis solar dengan kapasitas cukup banyak.
Tangki minyak mobil pick up itu diduga sudah didesain sedemikian rupa untuk dapat menampung BBM jenis solar dengan kapasitas yang cukup banyak.
Mobil itu diduga digunakan untuk melangsir (mengangkat) BBM ke mobil penampung yang sudah menunggu tidak jauh dari lokasi SPBU tersebut.
"Iya, karna adanya informasi, kita coba turun bang untuk melihat. Ternyata ada mobil pickup yang kami curigai," tutur Nissa.
"Sekitar jam 00.39 WIB mengisi bio solar di salah satu SPBU. Beberapa menit pergi lalu saya ikuti, sampai di depan Cindelaras, mobil itu berhenti," tuturnya lagi.
"Lalu bergerak ke bak belakang menutup sesuatu di bak dengan terpal biru. Sekitar jam 01.07 WIB, balik lagi ke SPBU mengisi bio solar lagi dengan waktu berdekatan. Kan menjadi kecurigaan jadinya bang," jelas Nissa, menceritakan kecurigaannya, Jum'at (2/12/2022).
Lanjutnya, Nissa Dalimunthe juga mengatakan kalau solar yang dibeli dengan menggunakan jerigen ini akan dijual kembali ke daerah pesisir.
Ia pun menduga, bio solar tersebut akan dijual ke daerah perkebunan dengan harga yang sangat tinggi.
"Jadi kami menduganya, solar yang dibeli dengan memakai jerigen ini akan diperjualbelikan lagi dengan mengambil keuntungan 4.000 setiap liternya," sebut Nissa.
"Maka ini termasuk kejahatan menurut saya, yang membuat masyarakat terutama di daerah pesisir sangat berat untuk membeli dengan harga yang begitu mahal dibanding dengan SPBU," ujar Nissa.
Dia juga menuding bahwa mafia solar itu memiliki backup atau backing oleh oknum yang punya kekuasaan.
"Sampai seberani itu, berarti ada orang besar yang membackup kejahatan ini, atau mafia yang besar," ujarnya lagi.
Saat informasi dugaan itu disampaikan ke Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, AKP Rusdy Marzuki S.IK, mengucapkan terimakasih atas informasi yang disampaikan wartawan media indosatu.id.
Rusdy pun mengatakan akan menindaklanjuti temuan SPM, sebagaimana yang disampaikan Nissa Dalimunthe selaku Ketua SPM.
"Siap bang, terima kasih informasinya bang. Akan kita tindaklanjuti," jawab AKP Rusdy Marzuki, melalui pesan singkat WhatsApp.
Sentral Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) | Foto: pertamina.id |
BBM Subsidi dan Non-Subsidi
Di Indonesia, BBM dikategorikan menjadi dua, pembagian ini menurut sisi penggunaannya, yaitu BBM subsidi dan BBM nonsubsidi.
Menurut kegunaannya, BBM juga dibagi menjadi dua, yaitu BBM bensin dan diesel.
Bensin: Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertalite. Diesel: Pertamina Dex, Dexlite, dan Bio Solar.
Info valid resmi dari pihak Pertamina menyebutkan harga Dexlite Rp 18.100,- per liter, Pertamina Dex Rp 18.400,- per liter. Harga ini berlaku untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Menurut penjelasan PT Pertamina, sebagaimana dilansir dari laman resminya, adapun BBM nonsubsidi, adalah Pertamax Turbo (Oktan 98), Pertamax (Oktan 92), Pertamina Dex (Setana 53), Dexlite (Setana 51).
Masih dilansir dari laman situs Pertamina, adapun jenis BBM bersubsidi, yaitu Pertalite (Oktan 90), dan Bio Solar (Setana 48).
Pewarta: Alisahbana
Editor: Dhika