 |
| Kantor Desa Sei Penggantungan | Foto: Lian |
Labuhanbatu, INDOSATU.ID - Profil Desa merupakan rangkuman yang berisi informasi tentang sebuah desa.
Profil Desa dinilai dapat digunakan sebagai barometer penggolongan atau klasifikasi sebuah desa.
Baca Juga: Germalab Berharap Pemkab Labuhanbatu Peka Terhadap Problem Masyarakat Pesisir
Berdasarkan klasifikasi, desa digolongkan menjadi 5 (lima), yaitu:
1. Desa Sangat Tertinggal,
2. Desa Tertinggal,
3. Desa Berkembang,
4. Desa Maju, dan
5. Desa Mandiri.
Hal ini disampaikan Sabar Naek Limbong, salah satu anak desa, ketika pulang kampung ke tanah kelahirannya, Desa Sei Penggantungan Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut).
Baca Juga: Terkait Sampah di Kabupaten Labuhanbatu, PPL Beri Piagam Kepada Pemkab dan DPRD
Naek Limbong mengatakan, bahwa Desa Sei Penggantungan belum mempunyai Profil Desa.
"Desa ini tempat kelahiran saya, ternyata informasi yang kita dapat dari Kepala Desa, bahwa Desa Sei Penggantungan belum mempunyai Profil Desa," ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi indosatu.id, Rabu (4/12/2022).
Baca Juga: Bupati Labuhanbatu Erik Ritonga Lepas Konvoi Takbiran di Rantauprapat
Masih kata Limbong, beberapa waktu lalu dirinya telah melakukan meminta kepada Kepala Desa (Kades) Desa Sei Penggantungan, agar Profil Desa Sei Penggantungan dibuatkan.
"Kemarin bersama kawan-kawan, kita telah sampaikan agar Kades membuat Profil Desa ini, dan dapat direalisasikan di tahun ini," ujarnya lagi.
Baca Juga: Semarak HUT RI Ke-77, Ketua Karang Taruna Sei Penggantungan Harapkan Partisipasi Pemuda
Tidak adanya Profil Desa Sei Penggantungan tersebut telah diterangkan oleh Kades Desa Sei Penggantungan.
Saat itu, menurut penjelasan Limbong, Kades Desa Sei Penggantungan, Sapon Rinaldi mengatakan bahwa Desa Sei Penggantungan belum mempunyai Profil Desa.
Baca Juga: Pemprov Sumut Diduga Membeli Lahan Rp 457 Miliar Disaat Warga Labuhanbatu Berjalan di Atas Lumpur
Menurut Limbong, Profil Desa dapat menjadi acuan dalam pembangunan desa. Dengan adanya Profil Desa, pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi dapat mengetahui tentang Desa Sei Penggantungan.
"Profil Desa ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk membangun desa, karena berisi penjelasan tentang Desa Sei Penggantungan," tutur Limbong, yang juga mantan Sekretaris Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu itu.
Baca Juga: Peserta Lomba Koor Kecewa, Panitia Natal Oikumene Sei Penggantungan Labuhanbatu Diduga Sunat Hadiah
"Tanpa harus turun ke desa, Bupati Labuhanbatu dapat mengetahui tentang isi desa ini, demikian juga dengan Gubernur Sumut, dan semua pihak, termasuk investor pengusaha," tuturnya lagi.
Dengan demikian, Limbong sangat berharap Kades Desa Sei Penggantungan dapat menyusun Profil Desa Sei Penggantungan.
Baca Juga: Fordmudes dan Pemdes Beserta Warga Sei Penggantungan Bantu Kesembuhan Aroihan
"Saya rasa, cukup banyak kegunaan dan manfaat jika desa ini memiliki Profil Desa. Jika memungkinkan, desa ini juga bisa membuat website desa, apalagi di zaman digitalisasi yang mau tidak mau kita harus mengikuti agar tidak tertinggal," sambungnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.
Baca Juga: PTSL di Desa Sei Penggantungan Disoroti Germalab, Tahap Pertama Disebut Belum Selesai
Beberapa pengamat juga menyebutkan pentingnya Profil Desa, menurut pengamat, keberadaan Profil Desa dianggap penting karena memberi gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi SDA dan SDM, kelembagaan, prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.
Sedikitnya, Profil Desa terdiri atas,
1. Data wilayah desa,
2. Data dasar keluarga,
3. Unit sarana dan prasarana,
4. Potensi desa, dan
5. Tingkat perkembangan desa.
Baca Juga: Provinsi Tapanuli dan Provinsi Nias Akan Disahkan Mekar dari Provinsi Sumut
Sementara itu, Desa Sei Penggantungan ditaksir telah berdiri sejak 40 tahun lalu, namun hingga kini belum memiliki Profil Desa.
Hal ini diungkapkan salah satu warga Desa Sei Penggantungan bernama M Nainggolan.
Ia mengaku turut serta ikut membuka lahan pemukiman di Desa Sei Penggantungan pada tahun 1970-an.
Baca Juga: Indosat Serahkan Donasi Ramadan Kepada Ribuan Marbot Masjid Se-Indonesia
Saat itu katanya, wilayah Desa Sei Penggantungan masih hutan, saat itu Indonesia masih dipimpin Presiden Soeharto.
"Kalau desa kita ini sudah ada 40 tahun, saya ingat dulu ikut membuka lahan pada tahun 1970-an," ucap Nainggolan.
Baca Juga: Video Lengkap Banjir Bandang di Sembahe Deliserdang Sumatera Utara
Saat ini, Desa Sei Penggantungan tergabung ke dalam Kecamatan Panai Hilir. Kecamatan ini menjadi kecamatan yang paling jauh atau terpinggir dari ibukota Kabupaten Labuhanbatu, Kota Rantau Prapat.
Desa ini dihuni lebih kurang 8 ribu jiwa yang tersebar di 9 dusun, diantaranya, Sei Penggantungan, Sei Nikmat, Bangun Karya, Sei Kubung, Sei Kramat, Sei Baru, Tangkahan Saroha, Sei Timah, Kebun Sayur.
Baca Juga: Melihat Kedasyatan Kopi Aceh, Menjadi Pilihan di Saat Bersantai dan Ngobrol
Desa Sei Penggantungan berbatasan langsung dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), tepatnya berbatasan dengan Desa Tanjung Mangedar, Kecamatan Kualuh Hilir, Labura. (Lian/Red)
