-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Brigjen TNI Ramses Limbong: Menuju Bonus Demografi 2045, Pomparan Limbong Harus Siap Bersaing Secara Global

    Redaksi
    01 Februari 2023, 23:16 WIB Last Updated 2023-02-01T17:08:55Z
    Banner IDwebhost

    Tampak sebagai narasumber, Saut Limbong, SE, Robert Limbong, SH, MH, Brigjend Ramses Limbong, Pdt DR Sukamto Limbong, dan dipandu oleh moderator, Berman Limbong, SH, MH | Foto: japos.co

    Jakarta, INDOSATU.ID - Persatuan di kalangan masyarakat Batak, khususnya pomparan (keturunan) marga Limbong menjadi kunci menuju tahun 2045 yang sarat dengan tantangan bonus demografi.

    "Kikis perilaku elat (iri), late (dengki), teal (soksokan), hosom (munafik), agar pomparan Limbong bisa bersaing di kancah global," kata Brigjen TNI Ramses Limbong di Lorin Sentul Hotel, Bogol, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022).


    Baca Juga: Naek Limbong: Ridwan Nasution Layak Menjadi Ketua PPK Panai Hilir Labuhanbatu


    Kepala Pusat Kontruksi Badan Sarana PertahananKementerian Pertahanan itu hadir sebagai pembicara dalam seminar sehari lintas wilayah Limpbong Mulana Pasombu Sihol, Pasada Tahi yang digelar oleh punguan Limbong Mulana Boru Bere se-Jabodetabek dan Serang.

    Brigjen TNI Ramses Limbong menegaskan, pomparan marga Limbong harus siap menjadi asset bangsa. Mengikis perilaku negatif terhadap sesama adalah salah satu jalan.


    Baca Juga: Ini Sosok Dr Ferry Susanto Limbong, Ketua IPPAT Sumut 2021-2024


    Perbaiki pula kemanpuan berkomunikasi, menambah wawasan, meningkatkan rasa percaya diri, dan cepat beraadaptasi.

    "Outcomenya pada 2045, marga Limbong dapat bersaing secara global, berkontribusi terhadap NKRI. Suku Batak, maupun terhadap marga Limbong itu sendiri. Marga Limbong akan dikenal karena prestasi," paparnya.

    Indonesia akan mengalami usia emas pada tahun 2045 atau genap berusia 100 tahun.


    Baca Juga: Tepati Janji Kampanye, Bobby Akan Bedah Rumah Pak Ramli Sinaga


    Diprediksi, Indonesia mendapatkan bonus demografi yaitu 70 persen jumlah penduduk berada dalam usia produktif.

    Tantangannya adalah persaingan kerja semakin terbuka dan keras.

    Pentingnya rasa persatuan juga disorot oleh pembicara lain, Saut Limbong.


    Baca Juga: Singgah Karna Hujan, Habis Berteduh Jangan Lupa Ucapkan Terimakasih


    Perwakilan dari bona pasogit (kampung halaman limbong) ini menjelaskan perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dan lumrah.

    "Tetapi, janganlah mejadi perpecahan punguan," ujar Saut.

    Salah satu perwakilan dari bona pasogit (kampung halaman Limbong) memberikan keterangannya | Foto: japos.co

    Ia lalu memaparkan sejumlah masalah yang menghambat kesejahteraan warga di kampung halaman Limbong.

    Keturunan marga Limbong di perantauan diminta bahu-membahu mengatasi persoalan-persoalan tersebut demi kemajuan tanah leluhur.

    "Kami yang di bona pasogit meminta kepada kita semua Limbong adalah satu dan bersatu sebagai Limbong Mulana di manapun berada," cetusnya.


    Baca Juga: Akses Jalan Mirip Kubangan Kerbau, Warga Labura Sumut Teken Petisi Kirim Ke Jokowi


    Di sisi lain, Hakim Tinggi Robert Limbong mengulas tentang pentingnya mengikuti dan melaksanakan aturan peraturan yang sudah diputuskan dan ditetapkan bersama.

    Robert juga mengingatkan, agar setiap organisasi besar yang memiliki aset sebaiknya berbadan hukum.

    Pasalnya, kepemilikan aset kerap menjadi sarana berkonflik sekaligus ajang gugat menggugat.


    Baca Juga: Dinas Kehutanan Provinsi Sumut Diminta Lakukan Investigasi Dugaan Kerusakan Hutan Lindung di Turpuk Limbong Samosir


    "Perlu dibuat AD ART, akte notaris, dan dilaporkan ke Kementerian Hukum dan HAM," ungkap Robert.

    "Kalau ada konflik terhadap aset, bisa dimediasi terlebih dahulu. Kalau salah satu pihak tidak mau tunduk, barulah diselesaikan di pengadilan," ungkapnya lagi.


    Baca Juga: Kantor Samsat Masih Diserbu Warga, Pemprov Sumut Diminta Perpanjang Lagi Program Pemutihan


    Suasana seminar semakin hangat, ketika Pendeta Sukanto Limbong mengingatkan pentingnya merajut kasih persaudaraan Limbong Mulana.

    Tenaga pendidik sekaligus pengajar di Sekolah Tinggi Theologia (STT) HKBP Pematang Siantar ini mengutip ayat suci Alkitab dari Mazmur 133.

    "Merajut kasih persaudaraan itu sama seperti merangkai nyanyian. Ada nada tinggi, rendah mayor, dan minor. Semua nada akan indah kalau kita setia menjaga harmoni," sambungnya.


    Baca Juga: Naposo Naimarata Medan Rayakan Natal di Panti Asuhan, Lalu Berikan Bantuan Sembako

    Ia menuturkan bahwa Tuhan menciptakan Limbong dengan bobot dan karunia yang berbeda.

    Seorang marga Limbong lahir dan besar dekat dengan peradaban Batak mula-mula.

    "Dan belajar nyanyian Limbong Mulana, Limbong lahir dari nenek moyang pendoa, orang bijak, menekankan perluny merajut kasih persaudaraan dengan penguatan doa, dan peran keluarga," tandas Pendeta Sukanto.

    Sumber: Mediaindonesia.com
    Editor: Lian

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini