-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Presidium Kornas: Ganjar Pranowo, Patuh dan Setia Kepada PDIP

    Redaksi
    01 Februari 2023, 02:18 WIB Last Updated 2023-02-01T03:08:22Z
    Banner IDwebhost

    Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Presiden Joko Widodo (kanan), diabadikan pada sebuah kesempatan | Foto: akun medsos Ganjar Pranowo

    Medan, INDOSATU.ID - Beberapa waktu lalu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke- 50 tahun.

    Pesta perayaan hari jadi itu dilaksanakan di JIExpo Kemayoran Jakarta, pada Selasa 10 Januari 2023.

    Pada kesempatan itu, tampak hadir sejumlah relawan, simpatisan, pendukung Jokowi dan Ganjar Pranowo “terlanjur baper” mendengar dan menyaksikan Pidato Politik Ketum PDIP, Megawati Sukarno Putri. 


    Kelompok relawan “baper”Jokowi tersebut menyoroti pidato Mega, yang mengatakan, “Kalau bukan karena PDIP, kasihan Jokowi deh!”.

    Sementara Presiden Jokowi terlihat santai dan menikmati pidato Mega, bahkan Presiden Jokowi justru memuji Mega dalam pidatonya. 


    Begitu juga dengan relawan “baper” Ganjar Pranowo yang ikut- ikutan “ngeyel” karena Ganjar Pranowo tidak diberi keistimewaan. 

    Tidak mendapat tempat duduk khusus, dan tidak diberi nasi tumpeng menjadi alasan mereka “sebel”. 

    Padahal Ganjar Pranowo sendiri sadar diri, dan memahami kultur partainya, sehingga beliau “nrimo” posisi dan keberadaannya sebagai kader.

    Menyikapi hal itu, Kongres Rakyat Nasional (Kornas), sebagai rekan juang politik Ganjar Pranowo, sejak awal meyakini bahwa PDIP akan mencalonkan Ganjar Pranowo. 


    Presidium Kornas, Sutrisno Pangaribuan menilai, sebagai “Partai Wong Cilik”, PDIP tentu mampu membaca kehendak rakyat yang diwakilinya dan diperjuangkannya.

    Begitu juga dengan Ganjar Pranowo, tentu “tidak lupa diri” bahwa dia bisa sebesar ini karena PDIP. 

    Oleh karena itu, relasi Ganjar Pranowo dengan PDIP bukan relasi pragmatis. keduanya menyatu dalam relasinya idiologis.


    Kornas meyakini PDIP akan menang Pemilu (Pileg dan Pilpres) 2024, “jika dan hanya jika” mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres. 

    Demikian juga dengan Ganjar Pranowo akan memenangi Pilpres 2024 “jika dan hanya jika” diusung dan didukung PDIP. 

    “PDIP tanpa Ganjar Pranowo akan kalah, dan Ganjar Pranowo tanpa PDIP juga akan kalah”. 

    Dalam keyakinan itu, Kornas meminta rakyat bersabar, untuk menunggu penetapan dan pengumuman Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP.

    Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas), Sutrisno Pangaribuan, ST

    Pelantikan Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, sebagai Walikota Semarang, sisa masa jabatan 2021- 2024, yang dilangsungkan pada Senin (30/1/2023), sejatinya pelantikan kepala daerah biasa. 

    Namun menjadi istimewa, karena dihadiri Presiden ke-5 RI, Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN, yang juga Ketum DPP PDIP Megawati Sukarno Putri, didampingi Sekjend DPP PDIP, Hasto Kristianto.

    Saat itu, Mega bersama rombongan DPP PDIP sepertinya datang bukan hanya sekedar ingin menyaksikan acara pelantikan Mbak Ita, tetapi dinilai ada makna lain.


    Seolah Mega ingin mendapat laporan langsung dari Ganjar Pranowo atas sejumlah tugas yang diberikan kepadanya. 

    Secara khusus, Ganjar melaporkan terkait isu “perempuan” yakni stunting, human trafficking, dan kemiskinan. 

    Laporan Ganjar kemudian dilengkapi dengan memastikan bahwa Jawa Tengah masih dan akan terus menjadi “kandang banteng”, basis PDI Perjuangan. 

    Dari data yang dihimpun dari berbagai sumber, Provinsi Jawa Tengah masih menjadi daerah terbanyak memiliki kepala dan wakil kepala daerah kader perempuan PDIP Se-Indonesia.

    Momentum pelantikan Mbak Ita ini pun dimanfaatkan secara baik oleh Ganjar Pranowo untuk membuktikan kepatuhan dan kesetiaannya kepada Mega, dan tentunya kepada PDIP, sebagai partai yang telah membesarkannya.

    Sebagai Gubernur, selain sebagai kepala daerah, Ganjar Pranowo juga menjadi wakil pemerintah pusat di daerah. 


    Maka seluruh rangkaian pelantikan Mbak Ita, sepenuhnya dipimpin oleh Ganjar Pranowo, mulai dari pembacaan sumpah jabatan hingga penyampaian pidato pelantikan.

    Pada kesempatan itu, Mega terlihat nyaman dan sangat menikmati seluruh rangkaian acara, dan ekspresi kegembiraan beliau tunjukkan kala mendengar laporan dari kader idiologis PDIP, Ganjar Pranowo.

    Berdasarkan momentum Semarang, maka Kongres Rakyat Nasional (Kornas) menyampaikan sikap dan pandangannya, antara lain:


    Pertama, Ganjar Pranowo masih jadi Gubernur Jawa Tengah hingga 5 September 2023.

    Maka sebagai rekan juang politik, Kornas meminta relawan, simpatisan, pendukung untuk tetap fokus dalam memperkenalkan Ganjar Pranowo secara luas kepada seluruh rakyat. 

    Kepada pendukung, diminta untuk tidak melibatkan beliau pada berbagai kegiatan terkait Pilpres 2024.


    Kedua, Ganjar Pranowo sebagai Bacapres 2024 yang paling unggul semata- mata karena beliau diyakini "berasal dari" dan "serupa dengan" rakyat. 

    Kesederhanaan dan keterbukaan beliau menjadi kekuatan beliau sehingga dikenal dan diterima secara luas.

    Ketiga, Ganjar Pranowo sebagai kader PDIP harus didukung untuk tetap memiliki relasi yang baik dan kuat terhadap partainya. 


    Relasi yang baik dan kuat, akan memudahkan perjuangan untuk memenangkan Pilpres 2024.

    Keempat, PDIP sebagai partai yang telah mengalami berbagai dinamika sejarah, terutama sebagai partai pelopor perubahan terhadap orde baru diyakini akan mengutamakan aspirasi dan suara rakyat. 

    Maka pada saat yang tepat, PDIP diyakini akan menetapkan dan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.


    Kelima, sebagai rekan juang politik, Kornas meminta relawan, simpatisan, pendukung Ganjar Pranowo untuk tidak mudah “baper” dalam berbagai dinamika politik yang ada. 

    Sebagai Bacapres 2024 yang kita dukung, kita meyakini bahwa Ganjar Pranowo telah memiliki sejumlah rencana dan program untuk menjadi Capres 2024 dan memenangkannya," tutur Sutrisno, melalui siaran pers yang diterima awak media indosatu.id.

    "Maka seluruh pendukung justru harus meringankan beban beliau, bukan menambah atau menjadi beban," tutupnya. (Lian/Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini