Ketua Kelompok Tani Ria Kerja, Amintas Lumbangaol, saat dilokasi Food Estate | Foto: Trendy Purba/indosatu.id |
Humbahas, INDOSATU.ID - Kelompok Tani Ria Kerja , kembali sumringah. Pasalnya, hasil panen bawang putih pada program Food Estate berlokasi di Desa Riaria Kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas (Humbang Hasundutan), mampu menghasilkan 2,1 ton dari luasan lahan 0,3 hektare.
Ketua Kelompok Tani Ria Raja, Amintas Lumbangaol membenarkan panen bawang putih mereka cukup membuat kelompok taninya bahagia. Karena, kali ini hasil panen bawang putih mereka meningkat.
Baca Juga: Wakil Bupati Deliserdang Instruksikan Dana Desa Digunakan Secara Efektif dan Efisien
Baca Juga: Wakil Bupati Deliserdang Instruksikan Dana Desa Digunakan Secara Efektif dan Efisien
Di mana, dengan luasan lahan 0,3 hektare saja bisa menghasilkan 2,1 ton. Dari hasil sebelumnya mencapai 4,5 ton per hektare.
"Kami petani di sini sangat beruntung, karena hasil panen kita meningkat. Bayangkan di lahan 0,3 hektare bisa mencapai 2,1 ton. Artinya, sudah lebih naik lagi, kalau satu hektare dia berarti sudah dapat hasil sekitaran 7 ton basah," ungkapnya didampingi petani lainnya, Rein Siregar saat disambangi di lokasi, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga: DPD LIPPI Sumut Lakukan Audiensi ke Kantor Bawaslu Deli Serdang, Berharap Pemilu 2024 Berjalan Lancar
Baca Juga: DPD LIPPI Sumut Lakukan Audiensi ke Kantor Bawaslu Deli Serdang, Berharap Pemilu 2024 Berjalan Lancar
Dikatakannya, keberhasilan penanaman ini tidak terlepas dari kerjasama mereka ke pihak PT Parna Raya.
Dimana, PT Parna Raya membantu petani dengan cara membeli hasil panen dari petani pemilik lahan.
Selain pembelian, PT Parna Raya juga ikut membantu petani Food Estate dalam sarana dan prasarana, mulai pengelolaan hingga pupuk.
Baca Juga: Belum Beroperasi Sudah Didemo, Humas PT PPSP Minta Polres Labuhanbatu Menindak Provokator
Baca Juga: Belum Beroperasi Sudah Didemo, Humas PT PPSP Minta Polres Labuhanbatu Menindak Provokator
Tidak hanya disitu saja, PT Parna Raya ini juga ikut membayar perharinya petani dengan besaran Rp 80 ribu perhari dalam mengelola pertanian dilahan pertanian miliknya sendiri.
"Jadi beruntung kerjasama dengan PT Parna Raya. PT Parna Raya bayar pekerja, pupuk hingga biaya olahan lahan," ungkapnya.
Menurutnya, sejak lahan tidur didaerahnya ini menjadi program nasional dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo, ada perubahaan dirasakan masyarakat petani.
Baca Juga: Program 'Kurir Sedekah', Katar Desa Bakaranbatu Deli Serdang Hadir di Tengah Keluarga Kurang Mampu
Baca Juga: Program 'Kurir Sedekah', Katar Desa Bakaranbatu Deli Serdang Hadir di Tengah Keluarga Kurang Mampu
Dimana, karena program tersebut mampu memberikan perubahaan dengan mendongrak roda perekonomian mereka.
"Sarana diberikan pemerintah, kami juga diberikan kerjasama dengan pihak perusahaan, cuma dalam untuk suksesnya kan belum ada 100 persen, itukan biasa," ujarnya.
Sekaitan sorotan bahwa program lahan food estate banyak yang bilang gagal, hingga Wakil Bupati Humbahas Oloan Paniaran Nababan beserta jajarannya yang saat berkunjung menyebut gagal dan mangkrak, Amintas membantah.
Baca Juga: Berdayakan Perempuan Pesisir di Pantai Labu, Patimah Raih Gender Champion 2022
Baca Juga: Berdayakan Perempuan Pesisir di Pantai Labu, Patimah Raih Gender Champion 2022
"Siapa yang bilang gagal?, Siapa yang bilang mangkrak?. Kami tidak setuju, tanyalah langsung ke kami, kalau mau tahu sebenarnya," tegas Lumbangaol.
Lanjut dia, seharusnya Wakil Bupati Humbahas berterimakasih kepada Presiden RI Joko Widodo atas program lumbung pangan ini ada di Kabupaten Humbahas yang sangat membantu petani lokal.
"Minggu depan kita akan panen kentang. Kita harap, yang bilang gagal dan mangkrak agar datang dan bersama-sama untuk ikut panen," tegasnya.
Baca Juga: FORMASU JAKARTA: Kami Dukung Bupati Labusel Tindak Tegas Pendemo Yang Mengganggu Aktifitas Masyarakat
Baca Juga: FORMASU JAKARTA: Kami Dukung Bupati Labusel Tindak Tegas Pendemo Yang Mengganggu Aktifitas Masyarakat
Selain membantah, ia juga sangat miris melihat cara Wakil Bupati Humbahas yang memainkan bawang putih dalam permainan lato-lato, yang sempat viral di medsos.
"Itu sama saja menghina kami para petani. Kami sudah capek bertani, tapi jangan hina kami dengan cara seperti itu," ungkapnya.
Pewarta: Trendy Purba
Editor: Dika