-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Ketua LIPPI Sumut: Impian Pemain Sepakbola Indonesia Harus Diperjuangkan Bersama

    Redaksi
    31 Maret 2023, 16:51 WIB Last Updated 2023-03-31T09:56:14Z
    Banner IDwebhost

    Muhammad roni Al-Hadi, ketika masih aktif di SSB beberapa tahun silam | Foto: dok


    Medan, INDOSATU.ID - Mimpi terbesar pemain bola adalah bermain untuk Timnas dan bisa tampil pada event paling bergengsi di dunia yaitu FIFA World Cup.

    Terkait pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan pada tahun ini, banyak para tokoh yang sangat menyesalkan intervensi pemerintah.

    Baca Juga: Mengenal Azmi Nassar, Mantan Pelatih Timnas Palestina Ternyata Warga Israel

    Dari beberapa yang mengintervensi, diantaranya, Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

    Kedua Gubernur ini merupakan pimpinan di 2 Provinsi di Indonesia. Salah satu alasan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah adalah karena adanya intervensi pemerintah.

    Selain itu, di Gedung DPR RI juga sempat terjadi debat antara menerima atau tidak kedatangan timnas Israel, tentu hal ini telah memasuki ranah wewenang FIFA selaku induk acara Piala Dunia U-20 tahun 2023 yang akan diselenggarakan di Indonesia.

    Baca Juga: Rangking FIFA Indonesia Bakal Naik Bila Mampu Kalahkan Burundi di Pertemuan Kedua

    Terkait hal itu, Ketua DPD Lembaga Independen Pemuda Pemerhati Indonesia Sumatera Utara (LIPPI Sumut), Muhammad Roni Al-Hadi mengatakan, apa yang dirasakan para pemain timnas tentu sangat menyentuh hati.

    "Saya bisa merasakan betul kekecewaan apa yang adik-adik rasakan di Timnas U 20, begitu juga dengan pelatih, tentu sangat kecewa," tutur Ruoni Al-Hadi.

    "Saya ingat betul waktu duduk di bangku sekolah menegah pertama (SMP_red), kala itu saya memperkuat SSB Bintang 12 yang pada waktu itu dinakhodai oleh Coach Edu Juanda, mantan Kapten PSMS Medan," sambungnya.

    Baca Juga: Bintang Sepakbola Real Madrid Mezut Ozil Pensiun Dari Lapangan Hijau Usia 34 Tahun

    Ia juga menceritakan, bagaimana seorang pelatih memberikan pelatihan yang keras kepada anak didiknya demi mencapai target kemenangan, walaupun hanya berkompetensi di dalam negeri.

    Apalagi berkompetensi tingkat dunia, hal itu tentu menjadi cita-cita semua pemain sepak bola muda.

    "Ya, ketika itu kami digembleng dengan gaya kepelatihannya yang enerjik dalam hal fisik maupun penguasaan bola.

    Baca Juga: JAM Intelijen Kejagung: Pengawalan Proyek Strategis Nasional Pertaruhan Jati Diri

    Kita didoktrin di lapangan untuk berjuang menang dan sportif pastinya," terang, mengingat masa silam itu.

    "Satu angkatan saya sudah ada yang bermain di Arema Persema, dan lain-lain. Mereka mengejar impiannya untuk bermain di timnas, tapi apa boleh buat, sekalinya Indonesia dinyatakan harus tersingkir dengan cara memalukan," ujarnya.

    Memiliki beberapa teman yang menjadi pelatih sepak bola, tentu menurutnya sangat penting untuk memberikan pemahaman agar olah raga dan politik dipisahkan.

    Baca Juga: Seorang Mantri Suntik Mati Salah Satu Kepala Desa di Kabupaten Serang Banten

    "Layu Sebelum Berkembang", yah, kira-kira begitulah judulnya.

    "Dalam waktu dekat akan saya lobi beberapa rekan-rekan saya yang sudah menjadi pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) mereka masing-masing,

    Untuk tidak boleh mencampur adukan politik dengan olah raga. Mereka punya mimpi yang harus kita perjuangkan bersama," jelas Roni. (Lian/Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini