-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Denny Indrayana di "Dua Sisi"

    Redaksi
    14 Agustus 2023, 16:35 WIB Last Updated 2023-08-14T09:39:37Z
    Banner IDwebhost

    Wamenkumham Denny Indrayana

    Penulis: Denny Indrayana
    Melbourne, 5 Agustus 2023

    Masih soal debat di "Dua Sisi" TVOne. Di potongan video kali ini dengan Dedek Prayudi, BA, MSc, Wasekjen Partai Solidaritas Indonesia. Dedek "PSI Jokowi" berargumen bahwa uji materinya di MK soal syarat umur capres-cawapres tidak ada kaitannya dengan pencalonan Gibran Jokowi selaku cawapres di Pilpres 2029.

    Saya katakan, dalam banyak kesempatan, menguji UU Pemilu silakan saja. Tapi mengatakan seolah-olah ini hanya untuk memperjuangkan hak muda, 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝗲𝗿𝗰𝗮𝘆𝗮. Hak saya dong!.

    Kenapa tidak percaya? Karena 𝗽𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗣𝗦𝗜 = 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶. 𝗣𝗦𝗜 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗰𝗲𝗿𝗺𝗶𝗻𝗮𝗻 𝗽𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶. 𝗣𝗦𝗜 "𝗧𝗲𝗴𝗮𝗸 𝗹𝘂𝗿𝘂𝘀 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶". 𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗲𝗱𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗮𝗴𝗲𝗻𝗱𝗮 𝗽𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶.

    Baca Juga: Stop Demokrasi Reaktif, Gotong Royong Bangun Indonesia

    Jadi membaca permohonan uji konstitusionalitas syarat umur itu, logikanya sejalan dengan strategi politik 𝑐𝑎𝑤𝑒-𝑐𝑎𝑤𝑒 Jokowi di Pilpres 2024? Apa itu? 𝗠𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗻𝗮𝘀𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮, bukan hanya semata-mata program kerjanya.

    𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖, 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙋𝙎𝙄 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙣𝙨𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙥𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠.

    Di satu sisi PSI mengatakan memperjuangkan hak orang muda menjadi capres-cawapres, pada sisi lain, PSI pernah menyatakan terbuka mendukung Jokowi menjadi presiden tiga periode. Memangnya umur Jokowi masih muda?

    Baca Juga: Analisis Pariwisata di Desa Sei Penggantungan Kabupaten Labuhanbatu

    𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖, 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙋𝙎𝙄 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙣𝙨𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙥𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠.

    Di satu sisi PSI mengatakan menolak dinasti karena merusak demokrasi. Baca pernyataan Sekjen PSI di 2015, Namun, sekarang 𝗺𝗲𝗻𝗱𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶 𝘁𝗶𝗴𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗼𝗱𝗲, 𝗺𝗲𝗻𝗱𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴 𝗚𝗶𝗯𝗿𝗮𝗻 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶 𝗱𝗶 𝗦𝗼𝗹𝗼, 𝗺𝗲𝗻𝗱𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴 𝗞a𝗲𝘀𝗮𝗻𝗴 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶 𝗱𝗶 𝗗𝗲𝗽𝗼𝗸, 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗱𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴 𝗕𝗼𝗯𝗯𝘆 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶 𝗱𝗶 𝗠𝗲𝗱𝗮𝗻?.

    Foto: screenshot video tvOne

    𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖, 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙋𝙎𝙄 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙣𝙨𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙥𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠.

    Di satu sisi, PSI mengatakan mendukung orang muda. Tapi di sisi lain, pada pilpres 2019 lalu, mendukung cawapres Ma'ruf, ketimbang cawapres Sandiaga yang jauh lebih muda. Jawabannya memang mudah, karena bukan soal usia muda yang didukung PSI, tetapi Jokowi. 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗣𝗦𝗜 = 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶, 𝗸𝗿𝗼𝗻𝗶, 𝗼𝗹𝗶𝗴𝗮𝗿𝗸𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗻𝗮𝘀𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮.

    𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖, 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙋𝙎𝙄 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙣𝙨𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙥𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠.

    Katanya memperjuangkan usia muda, tetapi kehilangan ciri dasar orang muda: 𝗸𝗿𝗶𝘁𝗶𝘀 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮 𝗜𝘀𝘁𝗮𝗻𝗮. Padahal usia muda adalah perlawanan kepada penjajah dan kekuasaan. Di 1928, lahir Sumpah Pemuda. Di 1945 lahir peristiwa Rengasdengkok. Di 1966, dan 1998, mahasiswa menjadi tulang punggung perlawanan kepada kediktatoran.

    Lalu, PSI di satu sisi dengan gagah berteriak lantang, "𝗧𝗲𝗴𝗮𝗸 𝗹𝘂𝗿𝘂𝘀 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶", sambil pada sisi lain mengatakan memperjuangkan orang muda? 𝗣𝗲𝗿𝗷𝘂𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗺𝘂𝗱𝗮 𝙠𝙤𝙠 𝘁𝘂𝗻𝗱𝘂𝗸 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮 𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗮?.

    Baca Juga: Sawah Kakung Magelang: Perpaduan Keindahan Alam dan Agrowisata Penopang Kemandirian Pangan

    Grace Natalie menantang saya debat terbuka. Tersirat dia dan para politisi PSI ingin mengatakan saya takut pulang ke Indonesia. 𝑆𝑎𝑡𝑢, saya bolak-balik Jakarta-Melbourne. Kantor hukum saya ada di Jakarta dan Melbourne.

    𝐷𝑢𝑎, saya melakukan sikap perlawanan dan kritis terhadap kekuasaan istana Jokowi yang korup dan represif. Termasuk menggunakan hukum untuk membungkam sikap kritis masyarakat.

    Grace, Dedek dkk "PSI Jokowi", tidak perlu, di satu sisi, menuduh saya "takut", lalu mengajak debat terbuka dan menganggap diri lebih berani. Padahal disi lain, hanya sekelompok penakut yang bersikap "manut" tegak lurus pada Jokowi.

    Baca Juga: Tolak Penjabat Gubernur Perwira Tinggi TNI dan Polri

    𝗦𝗶𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗽𝗲𝗻𝗮𝗸𝘂𝘁, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗶𝗸𝗮𝗽 𝗸𝗿𝗶𝘁𝗶𝘀 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮, 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝘀𝗲𝗷𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗽𝗮𝗿𝗮 𝗽𝗲𝗺𝘂𝗱𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗷𝘂𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗹𝗮𝘄𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗷𝗮𝗷𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗴𝘂𝗮𝘀𝗮 𝗼𝘁𝗼𝗿𝗶𝘁𝗲𝗿 𝗱𝗶 𝗥𝗲𝗽𝘂𝗯𝗹𝗶𝗸? 𝗔𝘁𝗮𝘂 𝗣𝗦𝗜 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗸𝗼𝗿 𝗱𝗮𝗻 "𝗺𝗮𝗻𝘂𝘁" 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶𝗻𝗮𝘀𝘁𝗶 𝗸𝗼𝗿𝘂𝗽 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗿𝗼𝗻𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗿𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗶𝗴𝗮𝗿𝗸𝗶𝗻𝘆𝗮?.

    Biarkan 𝗣𝗦𝗜 "𝘁𝗲𝗴𝗮𝗸 𝗹𝘂𝗿𝘂𝘀 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗝𝗼𝗸𝗼𝘄𝗶". Izinkan saya terus kritis pada Jokowi dan kekuasaannya, karena 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 "𝘁𝗲𝗴𝗮𝗸 𝗹𝘂𝗿𝘂𝘀 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗿𝗮𝗸𝘆𝗮𝘁", 𝘪𝘯𝘴𝘺𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩.

    [Penulis adalah mantan Wakil Menteri Hukum dan Ham (Wamenkumham)]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini