Tampak para pengunjung Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) mengamati Al-Qur'an kuno berusia ratusan tahun | Foto: Rahmat Ritonga |
Banda Aceh, INDOSATU.ID - Al Quran Kuno di Anjungan Nagan Raya menjadi pusat perhatian para pengunjung pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 sejak kegiatan itu dibuka 4 November 2023 lalu.
Kegiatan yang dipusatkan di Taman Sulthanah Safiatuddin Kota Banda Aceh itu, Anjungan Kabupaten Nagan Raya tampak tidak pernah sepi dari pengunjung yang datang setiap harinya.
Berbagai jenis benda-benda sejarah ikut dipamerkan dalam anjungan tersebut, tak terkecuali Al-Quran kuno yang telah berusia ratusan tahun.
Mushaf Al Quran yang biasanya dicetak dari Kertas Luxs secara modern, lain halnya dengan Anjungan Nagan Raya dalam perhelatan PKA 8 menampilkan Mushaf Al Quran Kuno.
Mushaf yang ditulis tangan ini menjadi sorotan banyak masyarakat yang berkunjung pada Anjungan daerah penghasil batu giok tersebut.
"Salah satu Al Quran Kuno dalam ukuran besar ini dibuat dari daun lontar hitam atau dalam bahasa aceh nya dikenal daun 'ieboeh' pilihan yang dikeringkan kemudian di tulis menggunakan alat tulis dari kayu dan bulu hewan dan dikerjakan dalam jangka waktu selama 1 (satu) Tahun," jelas Musiddiq Adnan, SH.I., M.Si., selaku penangggung jawab tampilan Mushaf Al Quran Kuno di Anjungan itu.
Ia menyebutkan, jumlah Al Quran Kuno di Museum Al Quran Khazanah Nusantara Nagan Raya saat ini berjumlah 61 Mushaf. Yang dibawa ke Anjungan PKA 8 sebanyak 2 (dua) buah.
"Kedua mushaf yang dibawa ke anjungan ini, sudah berusia lebih dari 200 dan 250 tahun lamanya," ujar Musiddiq yang juga Kepala Bidang Bina Peribadatan dan Pendidikan Dayah pada Dinas Syariat Islam kabupaten setempat.
Berdasarkan keterangan yang ditempelkan pada kedua mushaf Al-Quran kuno yang dipajang itu, salah satu mushaf tercatat dibuat menggunakan bahan daun lontar hitam, yang ditulis dengan alat tulis dari kayu dan bulu hewan.
"Al-quran dengan luas bentangan saat dibuka sekitar 50 cm x 1 meter ini, ditulis oleh penulis ternama yang berasal dari Kota Surabaya, dengan lama penulisannya sekitar 1 tahun dan hingga saat ini telah berusia 250 tahun," terangnya.
Sementara, mushaf yang satunya lagi lanjut Musiddiq, ditulis oleh seorang penulis yang berasal dari negera Cina, dengan kertas yang digunakan dari kertas parsi polos, alat tulisnya menggunakan bambu dan lidi pohon aren, hingga saat ini al-quran itu telah berusia 200 tahun.
Sebagaimana diketahui, Mushaf Al-Quran Kuno yang dimiliki Kabupaten Nagan Raya telah mendapatkan Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia, dengan kategori Koleksi Al-Quran Kuno Terbanyak, yang diserahkan pada tahun 2015 silam.
Kontributor: Rahmat Ritonga
Editor: Dika