Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ketika meninjau Karhutla pada suatu kesempatan | Foto: ist |
Jakarta, indosatu.id - Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di tahun 2024 akan terus dilakukan oleh aktivis lingkungan yang tergabung di dalam KEMAH Indonesia (Komite Pemuda Menjaga Hutan Indonesia).
Hal ini menurut Koordinator KEMAH Heru Purwoko, sejalan dengan harapan pemerintah yang terus mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Setelah melakukan imbauan melalui flyer yang disebar ke media sosial dan spanduk, KEMAH Indonesia akan kembali memasang spanduk imbauan pencegahan Karhutla.
"Kita KEMAH Indonesia akan melakukan penyebaran dan pemasangan spanduk imbauan di wilayah Jawa, Sumatera dan Kalimantan sebagai bentuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan," kata Heru melalui siaran persnya, Minggu (14/1/2024) kemarin.
Spanduk tersebut, lanjut Heru, akan dipasang di beberapa titik lokasi yang mudah terlihat dan dibaca oleh masyarakat. Seperti di pinggir jalan raya dan tempat tempat umum lainnya.
"Spanduk ini kami pasang supaya seluruh pihak mengerti dan memahami tentang Karhutla dan menaati Peraturan Perundang-undangan RI No 41 tahun 1999 pasal 78 ayat 3 tentang kehutanan," ungkapnya.
Heru menambahkan, Karhutla sangat membahayakan bagi kesehatan, lingkungan hidup, dan keberlangsungan makhluk hidup.
Ia juga mengatakan bahwa tindakan membakar hutan dan lahan merupakan suatu kejahatan yang tergolong tindak pidana.
Saat ini, kata Heru, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa Indonesia.
Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam menguatkan aksi nyata dalam penanganan perubahan iklim.
"Keberhasilan itu didukung dengan data dan informasi yang akurat, transparan, dan kredibel," tutur Siti, dilansir dari salah satu media nasional.
Siti mengungkapkan hasil perhitungan inventarisasi gas rumah kaca nasional berada pada angka 1.220 metrik ton setara karbon dioksida pada 2022.
Bila dibandingkan dengan data tahun 2021, total tingkat emisi naik sebesar 6,9 persen.
Namun, tingkat emisi tahun 2022 jika dibandingkan dengan Business as Usual (BAU) pada tahun yang sama menunjukkan pengurangan sebesar 42 persen.
Sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain atau Forestry and Other Land Use (FOLU) juga mencatatkan keberhasilan.
Pada tahun 2021 sampai 2022, angka deforestasi bersih Indonesia mengalami penurunan sebesar 8,4 persen.
Menteri Siti mengatakan bila dilihat dari data seri setiap periode pengamatan mulai periode tahun 1996-2000, maka besaran deforestasi dapat mengalami peningkatan atau pengurangan.
Hal itu terjadi karena perubahan penutupan lahan dinamis akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sehingga mengakibatkan hilangnya penutupan hutan atau penambahan penutupan hutan karena penanaman.
Data deforestasi mulai periode 1996-2000 hingga periode pemantauan 2020-2021 memperlihatkan bahwa deforestasi telah turun ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir, yaitu pada angka 0,11 juta hektare.
Kemudian, data tahun 2022 menunjukkan angka deforestasi yang lebih menurun lagi hingga 104 ribu hektare dan pada 2023 juga lebih menurun lagi.
"Kebakaran hutan dan lahan tahun 2023 berhasil ditekan lebih kecil dibandingkan tahun 2019 dengan pengaruh El-Nino yang hampir sama, bahkan kondisi 2023 lebih kering," ujar Menteri Siti. (Red)