-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Saya Kecewa Dengan Pelayanan Kantor BPJS Unit RSU Sembiring Delitua di Deli Serdang

    Redaksi
    12 Februari 2024, 15:47 WIB Last Updated 2024-02-17T00:28:05Z
    Banner IDwebhost

    BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan (google)

    Penulis: Lian Limbong
    Deliserdang, 12 Februari 2024

    Sebagai peserta BPJS Kesehatan, tentu harus menyelesaikan semua kewajiban sesuai peraturan BPJS yang berlaku.

    Namun dibalik semua kewajiban yang telah saya lakukan, saya malah menerima kekecewaan yang cukup berat terhadap pelayanan Kantor BPJS Unit RSU Sembiring.

    Pasalnya saya sangat dirugikan, sementara semua kewajiban telah saya lakukan melalui perusahaan tempat saya bekerja.


    Kronologi

    Pada Senin (12/2/2024) pagi, saya mengambil surat rujukan rawat jalan untuk anak saya yang memerlukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan).

    Setelah mendapat surat rujukan dari klinik Faskes (Fasilitas Kesehatan) tingkat I (pertama), saya pun membawa anak saya menuju RSU Sembiring, sebab RS tersebut cukup dekat dengan domisili kami.

    Setibanya di Kantor BPJS yang terletak di Komplek RSU Sembiring itu, saya pun langsung mengambil nomor antrian digital, tepatnya sekitar pukul 10.15 WIB pagi.

    Terlihat nomor antrian 252 menjadi nomor antrian yang kami dapat. Sementara pelayanan yang menggunakan 5 loket di Kantor BPJS itu masih melayani nomor antrian 159.


    Artinya saya harus menunggu 93 antrian lagi hingga giliran antrian saya dipanggil. Demi kesehatan anak saya, 93 antrian lagi yang akan dipanggil pun tetap saya tunggu.

    Sekitar pukul 12.15 WIB, pada giliran nomor antrian 246 yang dilayani, seorang pegawai BPJS di kantor itu bertanya kepada kami para pengantri, "Apakah ada yang mau ke Poli THT," tanya pegawai BPJS di situ, tanpa menggunakan pengeras suara.

    Jumlah pengantri yang membludak bahkan tak cukup kursi untuk diduduki membuat suara-suara para pengantri yang berbicara membuat pertanyaan pegawai dari loket pelayanan tidak terdengar jelas, apalagi pertanyaan itu disampaikan tanpa menggunakan pengeras suara.

    Pada panggilan ke dua, dengan suara yang rada kurang jelas kami menghampiri pegawai BPJS ke meja kerjanya loket pelayanan.


    Sialnya, sambil mengangkat telepon, sekitar 3 menit kemudian mereka mengatakan bahwa dokternya telah pulang, dan kemudian mengatakan agar kami datang di esok hari.

    Sontak jawaban itu hampir saja membuat naluri emosi saya meledak. Segampang itu mereka menyuruh kami pulang dan mengatakan agar datang kembali besok hari.

    Saya yang pada saat itu telah ijin tidak masuk kerja, dengan gampangnya mereka menyuruh kami pulang dan datang besok hari. Artinya saya harus ijin lagi tidak masuk kerja di esok hari, segampang itu?.

    Setelah memohon agar dilayani, pegawai itu menyarankan saya agar pergi ke ruang Poli THT dan bermohon kepada dokter yang bersangkutan.

    Saya pun langsung menuju ruang Poli THT di lantai dua, namun pembantu dokter spesialis THT itu mengatakan bahwa dokter sudah pulang.


    Padahal info yang saya dapat dari pegawai Kantor BPJS di situ mengatakan bahwa jam kerja dokternya hingga pukul 13.00 WIB (jam 1 siang), sementara jam masih menunjukkan pukul 12.15 WIB.

    Pembantu spesialis itu juga menjelaskan bahwa sebelum dokternya pulang, ia telah menghubungi pegawai Kantor BPJS di lantai 1.

    "Saya sudah hubungi Kantor BPJS di lantai 1, apakah masih ada pasien ke THT. Kalau masih ada, saya bakal tahan dokternya Pak," begitulah penjelasan pembantu dokter kepada saya.

    Sambil menggendong si kecil, saya pun kembali ke Kantor BPJS di RS tersebut, solusi mereka tetap sama, kami dianjurkan untuk datang kembali besok hari.

    Setelah menunggu hampir 100 nomor antrian, akhirnya kami terpaksa pulang dengan sia-sia.


    Tidak masuk kerja, resiko berkendara di perjalanan, ongkos Go-Jek, hingga menunggu sampai jam 12.30 sejak 10.15 pagi, semua tidak bermanfaat, sia-sia, sebab kami harus pulang tanpa mendapat pengobatan.

    Dengan berat hati dan rasa kecewa yang berat, saya dan anak saya yang masih balita melangkahkan kaki pulang ke rumah dari RSU Sembiring sekitar pukul 13.00 WIB.

    Sebagai keluarga pasien yang menggunakan Kartu BPJS Kesehatan yang dibiayai perusahaan, tentu hal ini adalah pelayanan yang sangat tidak baik, sementara perusahaan kami selalu melunasi iuran BPJS pegawai tepat waktu, bahkan komunikasi dengan Kantor BPJS Kesehatan di Jalan Karya Medan selalu berjalan dengan baik.

    Dari apa yang saya alami, ada beberapa menejemen yang patut diperbaiki.

    Pertama, saya berharap agar komunikasi antara petugas Kantor BPJS Kesehatan di RSU tersebut dengan dokter berjalan dengan baik dan lancar, agar tidak ada lagi miskomunikasi.


    Kedua, Kantor BPJS di RSU itu sebaiknya menggunakan pengeras suara untuk bertanya kepada pasien yang mengantri, karena nomor antrian yang terbilang sangat banyak hingga ratusan, apalagi setiap pasien didampingi keluarga, maka akan ada ratusan orang yang turut ikut berada di Kantor BPJS yang terletak di Komplek RSU itu.

    Ketiga, kursi tempat duduk pengantri sudah selayaknya ditambah mengingat jumlah pengantri yang berjumlah ratusan, banyak pengantri yang tidak mendapat tempat duduk sehingga menunggu di luar ruangan.

    Keempat, perlu adanya pemandu yang dapat memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan di Kantor BPJS tersebut. (Selesai)

    [Penulis adalah warga Kabupaten Deli Serdang yang juga pegiat sosial]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini