-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    9 Siswa SMK Lingga Kencana Tewas Saat Merayakan Perpisahan, Bus Mengalami Rem Blong, Supir Jadi Tersangka

    Redaksi
    14 Mei 2024, 13:21 WIB Last Updated 2024-05-14T06:21:06Z
    Banner IDwebhost

    Unit bus parawisata Trans Putera Fajar tampak dalam keadaan ringsek usai mengalami kecelakaan maut di Ciater | Foto: istimewa

    INDOSATU.ID - Sungguh naas apa yang dialami para siswa-siswi SMK Lingga Kencana Depok ini.

    Niat mau merayakan perpisahan sekolah, yang terjadi malah dukacita, Sabtu (11/5/2024) pukul 18.45 WIB malam.

    Dari info yang berhasil dirangkum media indosatu.id, diketahui bahwa 10 siswa dalam bus tersebut meninggal dunia usai mengalami tabrakan.

    Tabrakan hebat itu terjadi diduga karena bus mengalami rem blong (tidak berfungsi).

    Dari penuturan saksi yang melihat kejadian, bus Trans Putera Fajar bernopol AD 7524 OG tersebut menabrak pengendara lainnya, 2 (dua) sepeda motor dan minibus.

    Tabrakan itu terjadi karena bus yang membawa siswa mengalami rem blong. Peristiwa itu terjadi ketika rombongan dalam perjalanan pulang.

    Tabrakan maut itu melibatkan 3 sepeda motor dan 1 mobil minibus dengan nopol D 1455 VCD.

    Peristiwa itu terjadi di kawasan wisata Ciater, Subang. Pasca tabrakan, bus tampak ringsek mulai dari bagian depan hingga ke belakang.

    Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang, Asep Setia Permana menuturkan, korban tewas diperkirakan berjumlah 10 orang.

    Warga dan petugas berupaya melakukan evakuasi terhadap korban kecelakaan bus di sekitar jalur turunan Ciater, Subang, Jawa Barat (Jabar) itu.

    Untuk mempercepat evakuasi, petugas pun menurunkan puluhan mobil ambulans ke lokasi kejadian.

    Info terbaru, korban meninggal dunia sebanyak 11 orang, terdiri dari 9 siswa, 1 guru dan 1 warga sekitar kejadian.

    Namun belum diketahui siapa saja nama-nama yang menjadi korban meninggal dunia pada kecelakaan maut tersebut.

    Sementara para korban yang selamat dialihkan ke armada yang lain untuk selanjutnya diantar ke keluarganya yang dipusatkan di suatu tempat.

    Tulisan di kertas yang ditempelkan di bagian depan bus (ist.)

    Isak tangis para orang tua korban menyambut kedatangan anak-anak mereka.

    Para orang tua mengaku sangat khawatir dan jantungan setelah mendapat kabar bahwa bus yang membawa anak-anak mereka mengalami kecelakaan maut.

    Supir Bus Ditetapkan Sebagai Tersangka

    Setelah menyelidiki sebab akibat kecelakaan yang menewaskan 11 orang tersebut, pihak kepolisian menetapkan supir bus menjadi tersangka.

    Pasalnya supir bus telah mengetahui bahwa bus tersebut mengalami rem yang rusak, namun tetap menjalankan bus dari tempat rest area.

    Dari keterangan saksi siswa selamat di dalam bus, ia sempat melihat supir dan kernek bus memeriksa bagian bawah bus saat berhenti di rest area.

    Siswa yang selamat itu menerangkan, saat ditanya, supir dan kernek mengatakan hanya rusak sedikit dan oli bocor.

    Supir pun sempat memanggil mekanik untuk menyelesaikan kerusakan, namun siswa itu tidak mengetahui bahwa yang rusak adalah rem blong.

    Setelah bukti-bukti lengkap, pihak kepolisian pun menetapkan supir bus Trans Putera Fajar itu sebagai tersangka.

    Ia diduga telah lalai dalam menjalankan bus hingga membuat nyawa orang lain melayang.

    "Berdasarkan keterangan saksi, baik pengemudi maupun penumpang lainnya, termasuk saksi ahli berikut atau surat dokumen hasil ramp check dan sudah kita gelar perkara, kita menetapkan bahwa tersangka dalam kasus kecelakaan ini adalah pengemudi bus Putera Fajar," terang Dirlantas Polda Jabar, Kombes Wibowo, dikutip detikJabar, Selasa (14/5/2024).

    Sementara itu, supir bus mengatakan bahwa dirinya berani melanjutkan perjalanan setelah mendapat rekomendasi dari montir setelah selesai diperbaiki.

    Sebelum kecelakaan, supir mengaku sudah memeriksa dan memperbaiki kondisi rem saat istirahat makan sore di rumah makan. 

    "Saya memeriksa kondisi rem dan memanggil montir untuk servis. Usai dibetuli, montir mengatakan aman, kita pun lanjutkan perjalanan," tutur supir bus, saat menjalani perawatan di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024). 

    Siswa SMK Lingga Kencana diabadikan sebelum berangkat study tour perpisahan sekolah (ist.)

    Saat ini kondisi supir bus pariwisata Trans Putera Fajar yang bernama Sadira itu sudah dalam kondisi yang semakin baik pasca kecelakaan.

    Sadira menambahkan, saat itu dalam perjalanan pulang, ia merasakan ketidakstabilan pada rem angin bus.

    Dirinya mengaku mengalami kesulitan ketika melakukan pengereman dan mengoper gigi, akhirnya bus melaju dalam kondisi yang tak bisa dikendalikan.

    Tak Punya Izin Operasional

    Dilansir dari laman joglosemarnews, kasus kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang itu memunculkan fakta yang cukup mengejutkan.

    Dari pengusutan yang dilakukan pihak berwajib, ternyata bus Putera Fajar dengan nomor polisi (nopol) AD 7524 OG itu sudah tidak memiliki ijin beroperasi.

    Bus tersebut sudah terlambat dalam uji KIR sehingga tidak memiliki ijin operasional di jalan raya.

    Sebagaimana diketahui, bus yang mengangkut puluhan siswa dan sejumlah guru pendamping dari SMK Lingga Kencana tersebut mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jabar.

    Dimas Aditya, Korban Meninggal, Kumpulkan Biaya Perpisahan Dari Hasil Kuli Angkut Pasir 

    Salah satu korban meninggal bernama Dimas Aditya membuat keluarganya sangat terpukul.

    Dimas dikenal sebagai anak yang baik dan rajin.

    Ia tidak membebankan biaya perpisahan kepada orangtuanya.

    Dimas diketahui rela menjadi kuli angkut pasir demi mengumpulkan uang untuk biaya perpisahan.

    Perpisahan study tour yang direncakan sekolahnya membuat dirinya begitu bersemangat mengumpulkan uang.

    Namun, hasil jerih payah Dimas yang rela menjadi kuli angkut berujung maut, kegiatan study tour membuatnya kehilangan nyawa.

    Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber
    Editor: Admin
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini