-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Germalab Berharap Polres Labuhanbatu Bebaskan Pengunjuk Rasa Pabrik Kelapa Sawit Yang Sempat Diamankan

    Mahasiswa Cumlaude
    21 Mei 2024, 19:28 WIB Last Updated 2024-05-27T05:48:46Z
    Banner IDwebhost

    Para pengunjuk rasa menghadang truk milik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT PPSP | Foto: Screenshoot video warga

    Medan, INDOSATU.ID - Terkait beredarnya video penangkapan aktivis yang diduga dilakukan Polres Labuhanbatu membuat Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu (Germalab) Medan angkat bicara.

    Pembina Germalab, Manaor Sabar Limbong, S.Kom., mengatakan bahwa info penangkapan itu diketahuinya dari salah satu mahasiswa Universitas Labuhan Batu (ULB) di Rantauprapat.

    Pria yang akrab disapa Bung Lian ini pun berharap sekaligus meminta agar Polres Labuhanbatu membebaskan pribadi pengunjuk rasa tersebut.

    "Kemarin saya dapat kabar dari salah satu teman di Rantauprapat bahwa ada aktivis yang diamankan polisi. Kita harap polisi membebaskan mereka," tutur Bung Lian, Selasa (21/5/2024).

    Ia juga sangat menyesalkan kejadian tersebut. Dirinya menduga adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi antara warga pengunjuk rasa dengan pihak kepolisian yang melakukan pengamatan di lokasi massa sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan.

    Pembina Germalab itu berharap agar Polres Labuhanbatu menjalin komunikasi yang baik dengan warga yang merupakan para pengunjuk rasa.

    Dengan demikian, lanjut pria kelahiran pesisir Labuhanbatu itu, aspirasi masyarakat yang disampaikan di publik dapat berjalan dengan baik.

    Sementara itu, Ketua GMNI Labuhanbatu, Hamdani Hasibuan, mengatakan bahwa penangkapan aktivis dan warga tidak memiliki dasar hukum. Oleh karena itu ia meminta Polres Labuhanbatu membebaskan para pengunjuk rasa yang diamankan.

    "Penahanan mahasiswa dan warga dalam aksi menolak pabrik kelapa sawit (PKS) PT PPSP, tidak punya dasar hukum. Kami mendesak Polres Labuhanbatu membebaskan (aktivis dan warga yang diamankan)," ujar Hamdani, dikutip dari salah satu media lokal.

    Hal itu disampaikannya pada kesempatan saat melakukan konvoi menyampaikan aspirasi bersama ratusan mahasiswa lainnya, Senin (20/5/2024) pukul 8 malam.

    Selalu Ketua GMNI Labuhanbatu, Hamdani bergabung bersama dengan kelompok Cipayung Labuhanbatu yang beranggotakan GMNI, HMI, GMKI, PMII.

    Secara bergantian mereka juga menyampaikan orasinya di Simpang Enam Rantauprapat terkait penangkapan terhadap beberapa aktivis dan warga Labuhanbatu yang melakukan demo terhadap PT PPSP.

    Sebelumnya, pada Kamis (16/5/2024), ratusan warga Rantauprapat menggelar aksi unjuk rasa di jalur ruas jalan yang dilalui armada angkutan milik pabrik kelapa sawit PT PPSP yang berdiri di Kelurahan Pulo Padang Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

    Dalam aksi unjuk rasa itu, beberapa pengunjuk rasa menggelar teater dalam bentuk mengubur diri sendiri hingga sebatas leher, hal ini menurut mereka sebagai bentuk matinya keadilan.

    Terkait tindakan warga yang mengancam kesehatan dirinya, Polres Labuhanbatu memberi bantuan dengan mengirimkan tim pemeriksa kesehatan para pengunjuk rasa.

    Namun kedatangan tim pemeriksa kesehatan dari Polres Labuhanbatu ditolak oleh massa aksi.

    "Kita sudah berikan penjelasan terkait Tim Dokkes, namun tetap saja ditolak warga pengunjuk rasa," kata AKP Parlando Napitupulu, selaku Kasi Humas Polres Labuhanbatu, dilansir dari media lokal. (Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini