-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kepala BPIP Larang Jilbab Bagi Paskibraka, Ketua LAZ Al Washliyah Sumut Harap Prof. Yudian Dievaluasi

    Redaksi
    15 Agustus 2024, 19:59 WIB Last Updated 2024-08-15T12:59:55Z
    Banner IDwebhost

    Banu Wira Baskara selaku Ketua LAZ Al Washliyah Sumut | Foto: Abd Halim

    Medan, INDOSATU.ID - Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 Tahun yang jatuh pada 17 Agustus 2024 dinilai dicemari oleh kabar buruk.

    Kabar ini datang dari para patriot muda yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas pada Upacara HUT Kemerdekaan RI di Ibukota Nusantara (IKN).

    Hal ini dikarenakan adanya larangan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) mengenakan jilbab bagi Paskibraka putri dengan alasan keseragaman.

    Larangan ini pun menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat karena kegembiraan menyambut HUT RI ke-79 Tahun ini dinilai dicederai dengan isu yang tidak Pancasilais bahkan menjurus kepada pelanggaran HAM.

    Banu Wira Baskara selaku Ketua LAZ Al Washliyah Sumut, mengatakan jilbab sebagai hak bagi muslimah untuk dikenakan dalam segala aktivitas telah mendapat larangan dengan alasan yang tidak logis dari BPIP.

    Kepada awak media, di Kantor PW AW Sumut pada hari Kamis (15/08/24). Banu Wira menyoroti apa yang terjadi pada Paskibraka putri tersebut. 

    "Saya menilai bahwa sikap BPIP yang sering membuat kegaduhan harus segera dievaluasi baik itu personal Kepala BPIP yakni Profesor Yudian Wahyudi ataupun BPIP secara kelembagaan memang benar-benar dibutuhkan atau tidak," kata Banu. 

    Menurut Banu, sapaan akrabnya bahwa rekam jejak Profesor Yudian Wahyudi memang dianggap kontroversial.

    Beberapa pernyataannya yang menyinggung soal agama sering membuat kegaduhan. Pada 2018 ketika menjabat sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga, beliau pernah membuat aturan larangan mengenakan cadar bagi mahasiswi.

    Kemudian pada 2020 juga ada pernyataan bahwa "musuh terbesar Pancasila adalah agama", hingga yang terkini larangan jilbab bagi Paskibraka putri. 

    Meskipun sudah ada permintaan maaf secara resmi dari BPIP dan kini Paskibraka putri sudah dibolehkan mengenakan jilbab, Banu menilai harus ada evaluasi yang serius dari pemerintah. 

    "Profesor Yudian Wahyudi sudah sangat meresahkan, tidak layak menjadi Kepala BPIP. Cadar dilarang, agama dianggap musuh Pancasila, Paskibraka putri dilarang berjilbab. Kalau ini terus dibiarkan maka saya mengganggap inilah defenisi dijajah oleh bangsa sendiri," tutur Banu. 

    "Sebab BPIP yang harusnya menjaga Pancasila malah mencederai Pancasila itu sendiri karena ulah Kepala BPIP sendiri," pungkasnya.

    Ia berharap keberadaan BPIP harus dikaji ulang baik secara fungsi maupun orang-orang yang layak duduk di BPIP.

    Kontributor: Abdul Halim
    Editor: Dika
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini