Alumni aktivis Forkot berdiskusi tentang kondisi perpolitikan saat ini (Foto: Eka) |
INDOSATU.ID - Mantan aktivis Forum Komunitas Mahasiswa Sejabotabek (Forkot) Universitas Mpu Tantular yang pernah menjadi pelaku sejarah dalam pergerakan mahasiswa di masa lalu, saat ini kembali berdiskusi dalam sebuah perkumpulan.
Mereka membahas terkait kontestasi politik lokal yang sedang berlangsung, di antaranya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang akan digelar bulan November 2024.
Bertempat di kawasan Cilangkap, Dahlan, salah satu mantan aktivis Forkot, menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto dan Abdul Harris.
Ia berpendapat, dukungannya didasarkan pada visi dan program yang digaungkan Paslon tersebut.
Dirinya menilai bahwa Paslon Tri dan Abdul mampu membawa Kota Bekasi ke perubahan yang positif.
Bejo Sunarto, salah satu mantan Simpul Forkot Kampus Mpu Tantular menyatakan dukungannya kepada Paslon Pramono dan Rano Karno.
Ia menilai Paslon ini memiliki visi yang kuat dalam pembangunan Jakarta ke depan, khususnya dalam hal penanganan masalah sosial dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur.
Mantan aktivis Forkot lainnya, Torang mengutarakan pandangannya mengenai pentingnya kebijakan pro-UMKM dalam memimpin daerah tersebut.
Franky, mantan aktivis Forkot yang menjadi pengacara turut hadir dalam diskusi itu. Dirinya memberikan perspektifnya terkait aspek hukum pada pelaksanaan Pilkada.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga integritas dan keadilan penyelenggara Pilkada dalam proses demokrasi yang dipilih langsung oleh masyarakat.
Dalam diskusi ini, mereka mencerminkan bagaimana mantan aktivis yang pernah terlibat aktif dalam perubahan sosial di masa lalu, saat ini turut mengambil peran dalam arena politik praktis.
Mereka mendukung kandidat Paslon yang mereka yakini mampu membawa perubahan yang lebih baik.
Para mantan aktivis itu yakin bahwa perjuangan tidak semestinya berhenti di kampus, tetapi harus berlanjut dalam bentuk kontribusi nyata di tengah masyarakat meskipun telah tamat dari bangku perkuliahan. (Red)