-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Bupati Labuhanbatu Terpilih Diharap Bangun Jembatan Sei Jawi-jawi untuk Perekonomian Warga

    Redaksi
    27 Januari 2025, 16:01 WIB Last Updated 2025-01-27T14:24:51Z
    Banner IDwebhost

    Alur Sungai Sei Jawi-jawi yang berkisar lebar 200 meter (Foto: Screenshot video Sungai Sei Jawi-jawi)

    INDOSATU.ID – Akses keluar masuk yang terbatas di desa-desa pesisir di wilayah Labuhanbatu, seperti Desa Selat Besar, Sidomakmur, Sei Penggantungan, dan Sei Jawi-jawi, menjadi salah satu hambatan utama perekonomian di daerah tersebut.

    Hal ini disampaikan oleh Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu (Germalab) melalui pembinanya, Manaor Sabar Limbong, dalam sebuah pertemuan di Kota Medan.

    Menurut Manaor, kesulitan akses ini sudah berlangsung selama puluhan tahun dan sangat menghambat perkembangan ekonomi masyarakat setempat.

    Salah satu penyebab utama masalah ini adalah tidak dibangunnya jembatan yang menghubungkan wilayah tersebut, khususnya di penyeberangan Sei Jawi-jawi yang terpisah oleh aliran sungai selebar 200 meter.

    "Keinginan warga di sana sangat jelas, mereka berharap agar jembatan di penyeberangan Sei Jawi-jawi segera dibangun. Ini menjadi masalah besar bagi mereka," ungkap Manaor kepada media ini pada Senin (27/1/2025).

    Manaor menambahkan, pembangunan jembatan tersebut diyakini dapat meningkatkan taraf perekonomian warga sekitar, terkhusus desa-desa terisolir di sekitar sungai di wilayah tersebut.

    Masih kata Manaor, ratusan orang setiap harinya menyeberangi sungai tersebut, namun mereka yang menggunakan kendaraan roda empat terpaksa harus menempuh jarak lebih jauh melalui Simpang Sawit Jaya, Kecamatan Bilah Hilir.

    Namun, lanjut putra kelahiran Sei Penggantungan itu, kondisi jalan di rute melalui Simpang Sawit Jaya sangat buruk dan tidak layak untuk dilalui kendaraan pribadi, apalagi bila hujan turun.

    "Rute dari Sei Penggantungan, Sidomakmur, Selat Besar, hingga Simpang Sawit Jaya sangat tidak layak. Jalan ini menjadi berlumpur saat hujan dan masih berupa jalan tanah tanpa aspal," terang Manaor.

    Ia juga mengungkapkan bahwa puluhan ribu warga yang tinggal di daerah tersebut sangat berharap adanya pembangunan jembatan, yang akan mempermudah akses mereka dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Sebagian besar warga di daerah tersebut, tambahnya, sangat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perkebunan.

    Selain itu, masalah ini juga dirasakan oleh para pengusaha kelontong (grosir) yang harus mengeluarkan biaya tinggi untuk transportasi barang, yang pada akhirnya berdampak pada harga sembako yang semakin mahal di pasaran.

    "Pengusaha tidak bisa menghindari biaya ongkos transportasi, yang akhirnya membuat harga jual sembako menjadi lebih tinggi. Sayangnya, yang dirugikan adalah warga," kata Manaor, yang kini tengah menempuh studi Magister Manajemen di salah satu universitas di Kota Medan.

    Untuk itu, ia berharap agar Bupati Labuhanbatu terpilih dapat merealisasikan permohonan warga di desa-desa terisolir itu.

    "Ya, siapa pun yang jadi Bupati, tolong lah diprioritaskan jembatan itu. Kasihanilah warga di sana," tuturnya.

    Ia pun mengaku bahwa dirinya masih sering pulang ke desa kelahirannya di pesisir Labuhanbatu itu, namun terkadang rasa malas menghampiri ketika berada di jalur jalan berlumpur di desa tersebut.

    "Saya lahir di sana, pesisir. Saya dan teman-teman sering pulang, tapi kadang kendala jalannya membuat semangat kita berkurang. Jika jembatan itu dibangun, maka akan sangat bermanfaat bagi kami," kata Manaor.

    "Harga sembako pun cukup mahal di sana. Sebenarnya ini karena akses yang membutuhkan biaya mahal, namanya pedagang, ya, tak mau rugi. Jadi jembatan ini akan mempengaruhi harga sembako di sana," tandasnya. (Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini