Cekcok Antara Karyawan dan Security PT Harita Nikel Diduga Dipicu Masalah APD (Foto: ilustrasi) |
Halmahera, INDOSATU.ID - Ketegangan terjadi antara seorang karyawan dan petugas keamanan (security) PT Harita Nikel, Sabtu (26/1/2025).
Perselisihan ini bermula saat seorang karyawan ditegur oleh security karena tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat memasuki area kerja.
Menurut keterangan, karyawan tersebut datang ke tempat kerja hanya mengenakan kaus oblong.
Meskipun membawa APD, karyawan tersebut belum sempat memakainya dengan alasan perjalanan jauh dari kos ke tempat kerja membuatnya berkeringat.
Teguran dari petugas keamanan yang dianggap arogan memicu cekcok antara kedua belah pihak.
Ketegangan semakin memanas setelah petugas keamanan mencurigai bahwa karyawan tersebut dalam pengaruh alkohol, mengingat adanya aroma alkohol yang tercium.
Petugas pun menyatakan akan melakukan tes alkohol kepada karyawan tersebut.
Konflik ini berlanjut saat security memutuskan untuk menahan kartu identitas (ID card) karyawan.
Karyawan tersebut tidak terima ID card-nya ditahan dan meminta agar identitasnya cukup difoto saja.
Namun, permintaan itu tidak diindahkan oleh petugas keamanan, yang tetap bersikeras menahan ID card.
Tanggapan Beragam Publik
Insiden ini sontak viral di media sosial usai perseteruan itu diposting salah satu akun Facebook. Video ini pun memicu beragam tanggapan dari berbagai pihak.
Beberapa menilai sikap tegas security diperlukan demi keselamatan kerja, namun harus tetap dilakukan secara santun.
"Tegas itu penting, apalagi jika karyawan bekerja dalam kondisi mabuk. Itu membahayakan kelangsungan perusahaan. Tapi, teguran harus dilakukan dengan baik dan santun," tulis Tjatur Prasetyo di kolom komentar video tersebut.
Sementara itu, beberapa pihak mengkritik tindakan security yang dinilai berlebihan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa sekurity tak punya wewenang menahan id card pekerja.
"Security tidak memiliki hak menahan id card karyawan. Jika ada masalah, cukup foto ID dan laporkan ke atasan atau HRD. Biarkan pimpinan yang memberikan sanksi," tulis Muhidin Tidore.
Senada, Deckye Manu, yang juga seorang petugas keamanan, menilai tindakan security tersebut tidak sesuai prosedur.
"Tugas security adalah menegur dan mencatat identitas, bukan menahan ID orang. Ini sudah berlebihan," katanya.
Harapan Penyelesaian Internal
Masyarakat berharap permasalahan ini dapat diselesaikan secara internal oleh manajemen perusahaan.
Prosedur dan etika kerja diharapkan dapat diterapkan dengan baik untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
"Kita semua sama-sama mencari nafkah. Tegurlah dengan baik dan hargai satu sama lain. Jika ada pelanggaran, serahkan kepada pimpinan untuk memberikan sanksi," ujar Yanti Sumpa.
Perusahaan diharapkan segera mengambil langkah untuk meredakan situasi dan memastikan hubungan kerja antar karyawan serta keamanan tetap harmonis.
Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber
Editor: Lian