Tita Anggraini (Foto: koleksi pribadi) |
Penulis: Tita Anggraini Ritonga
Di akhir tahun 2019 lalu dunia dikejutkan dengan merebaknya global corona virus disease 2019 (Covid-19) yang menjangkit hampir seluruh dunia termasuk negara Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 2020, Word Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menetapkan virus corona sebagai pandemi. Virus ini penyebarannya sangat cepat dan meluas.
Usaha pemerintah Indonesia dalam hal menekan penyebaran virus, antara lain; lockdown sehingga semua kegiatan dilakukan dari rumah baik kegiatan formal maupun non-formal. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut karena menghindari kerumunan.
Pola pendidikan yang berubah yang semula prosesnya dilakukan dengan tatap muka, pada masa pandemi harus dilakukan secara daring (dalam jaringan) ataupun dengan jarak jauh. Cara ini adalah salah satu hal yang dapat dilakukan agar sekolah tetap berjalan seperti pada biasanya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
Persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran antara lain adalah guru harus memastikan jaringan dan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan materi tersebut sudah memadai. Begitu juga dengan siswa yang mengikuti pembelajaran harus memastikan bahwasanya jaringan dan teknologi yang di pakai dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran tersebut.
Tantangan yang dialami oleh guru selain memperhatikan teknologi dan juga jaringan yang memadai agar terlaksananya pembelajaran dengan baik adalah mempersiapkan bahan ajar atau materi yang dapat di pahami oleh siswa melalui zoom meeting atau secara online. Tantangan dalam penyampaian materi ini tidak hanya dialami oleh guru, tetapi juga siswa yang duduk di tingkat TK atau taman kanak-kanak.
Tantangan yang dialami dalam proses penyampaian materi pada anak yang berusia masih tergolong untuk bermain yaitu umur 4 sampai dengan 6 tahun, yang dimana fokus dalam memerhatikan materi yang disampaikan secara online itu belum tentu dengan seksama dalam memperhatikan materi yang disampaikan.
Peran masyarakat dimasa covid-19 ini sangatlah mempengaruhi proses penyebaran virus yang akan terjadi secara luas dan cepat. Di masa covid-19 ini semua kegiatan yang semula dilaksanakan diluar atau terjadi berinteraksi dengan khalayak ramai harus diberhentikan karena menyebabkan penyebaran virus terjadi di masyarakat luas.
Adanya peraturan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia antara lain adalah lockdown salah satunya. Yaitu mengurangi kegiatan di luar rumah, kegiatan yang harus dilakukan selama pandemi covid-19 ini adalah; kerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah dari rumah.
Seluruh kegiatan yang melibatkan dengan berinteraksi dengan orang lain atau dengan masyarakat luas harus dilaksakan dari rumah, guna membatasi penyebaran virus tersebut. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia tersebut menuai pro dan kontra di masyarakat.
Banyak dari kalangan masyarakat tersebut tidak mempercayai virus yang ada, tidak sedikit juga masyarakat yang menganggap virus ini adalah hal yang sepele bahkan tidak percaya dengan adanya virus tersebut. Dikalangan masyarakat yang beragama dan meyakini bahwa virus itu adalah salah satu cara agar tidak dapat beribadah dengan baik di tempat ibadah yang di mana selayaknya beribadah.
Banyak sekali hal ataupun kegiatan yang telah dipengaruhi oleh virus covid-19 ini, antara lain adalah kegiatan yang harus dilakukan dari rumah, harus memakai masker atau alat pelindung diri yang dapat melindungi diri dari virus tersebut. Orang yang sudah terjangkit virus covid-19 ini harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang dimana orang tersebut juga harus di isolasi atau di asingkan tempat tinggalnya dengan orang lain, karena ia berpotensi dapat menularkan virus tersebut.
Dalam keadaan seperti ini banyak memberikan perubahan dalam pandangan masyarakat dan juga banyak memberikan pengaruh besar dalam kehidupan dan juga aktivitas kegiatan manusia. Diantaranya dalam pendidikan yang dimana mewajibkan siswa agar belajar dari rumah, orang yang bekerja dari rumah, serta kegiatan yang biasa dilakukan di luar harus dilakukan dari rumah.
Hal ini menyebabkan banyaknya manusia yang terbuka pikirannya diantaranya sebagai siswa harus lebih giat dalam belajar yang dimana guru tidak dapat ditanyakan secara langsung apabila ada materi yang kurang dipahami, tetapi harus dengan menghubungi guru secara online. Orang dewasa yang bekerja dari rumah juga memberikan motivasi yang besar karena dapat memberikan pemasukan lain selain bekerja di kantor, yaitu membuka usaha atau kegiatan yang menghasilkan uang dari rumah.
Di era virus covid-19 ini juga memberikan banyak hal positif dan negatif yang terjadi di masyarakat, karena tidaka sedikit juga dari usaha seseorang itu mengalami penurunan dan kebangkrutan, tetapi tidak sedikit juga yang berhasil merintis usahanya dari rumah. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan manusia memiliki pengaruh baik atau buruknya, kita tidak bisa menilai semua hal itu buruk.
Begitupula dengan pendidikan di era covid-19 ini, masih banyak siswa yang mau dan termotivasi belajarnya karena dekat dengan keluarga atau dapat diskusi terkait dengan materi tugas yang diberikan oleh guru dan sebagian siswa merasa diperhatikan oleh kedua orang tua karena dengan ia belajar ia menjadi dekat dengan kedua orang tuanya.
[Penulis adalah mahasiswa UIN Syahada Padangsidimpuan]