-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kabupaten Penyuplai Beras Terima 13.950 Ton Beras Impor Dari Thailand, Ternyata Hanya Transit

    Redaksi
    12 Februari 2025, 14:28 WIB Last Updated 2025-02-12T07:28:29Z
    Banner IDwebhost

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam sebuah kesempatan panen raya di kabupaten tersebut (Foto: banyuwangikab.go.id)

    INDOSATU.ID - Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Dwiana Puspita, mengungkapkan bahwa belasan ribu ton beras impor dari Thailand yang baru tiba merupakan sisa dari program impor beras tahun 2024. Beras impor ini direncanakan akan disimpan di gudang-gudang Bulog yang terletak di Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember.

    Beras impor sebanyak 13.950 ton ini merupakan kloter terakhir yang tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, diangkut menggunakan kapal berbendera Thailand, MV. Thai Binh 07. Saat ini, proses bongkar muat beras tersebut sedang berlangsung dan dipindahkan ke truk-truk pengangkut.

    "Ini adalah sisa pengadaan tahun lalu. Jumlah yang pertama adalah 13.950 ton, dan masih ada satu kapal lagi yang membawa 12.500 ton beras dari Thailand," jelas Dwiana dalam konferensi pers pada Rabu (15/1/2025).

    Dwiana menambahkan bahwa tidak semua beras impor yang datang akan didistribusikan ke tiga kabupaten tersebut. Sebagian besar kemungkinan akan dialokasikan untuk wilayah Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    "Di gudang Banyuwangi, beras ini kemungkinan hanya akan transit sebelum dikirim ke wilayah lain, seperti biasanya," ujar Dwiana.

    Ia juga memastikan bahwa stok beras di Banyuwangi saat ini dalam kondisi aman, bahkan mencukupi untuk kebutuhan satu tahun ke depan. Stok beras untuk kebutuhan Idul Fitri juga dipastikan aman.

    "Stok beras saat ini sekitar 50 ribu ton, jadi cukup aman. Untuk SPHP (Stok Pangan Hasil Pertanian) kami sediakan hingga bulan Februari. Masyarakat tidak perlu khawatir," tegasnya.

    Banyuwangi Masih Jadi Lumbung Padi di Jawa Timur

    Kabupaten Banyuwangi yang terletak di Provinsi Jawa Timur, tetap dikenal sebagai daerah lumbung padi, dengan potensi pertanian yang tersebar di wilayah Wongsorejo, Kalibaru, dan Pesanggaran.

    Dalam acara interaktif "GESAH KOPI ANGET" di salah satu radio swasta (2010), Ir. Ede Hidayat, MM, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Banyuwangi, menjelaskan bahwa daerah ini memiliki tiga komoditas unggulan: padi, kedelai, dan jagung, yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal.

    Tanaman padi banyak ditanam di daerah Mataraman, yang terletak di selatan Banyuwangi, dengan pola tanam padi-padi-polowijo atau padi-polowijo-padi. Sementara itu, daerah barat seperti Songgon, Singojuruh, Rogojampi, dan Kabat menerapkan pola tanam padi secara intensif.

    Di Wongsorejo, yang sebelumnya dikenal dengan iklim ekstrim, kini telah bertransformasi berkat adanya pompa air untuk irigasi, memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan tanaman lain seperti lombok, polowijo, dan brambang.

    Produksi padi di Banyuwangi masih mampu memenuhi target peningkatan produksi di Jawa Timur sebesar 5 persen. Produktivitas ketiga komoditas tersebut cukup tinggi, terutama kedelai yang mengalami peningkatan signifikan dan menempati urutan pertama di Jawa Timur.

    Padi juga menunjukkan peningkatan produksi mencapai 6-7 ton per hektar, meskipun beberapa kecamatan masih berada di bawah rata-rata. Hal ini menjadi perhatian Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan untuk meningkatkan produksi di masa mendatang.

    Terkait masalah hama tanaman, Ede Hidayat menyatakan bahwa hama selalu ada setiap tahun. Upaya pemerintah dan masyarakat untuk memberantas hama terus dilakukan, baik secara massal maupun individu, melalui kegiatan yang dipimpin oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

    Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan bersama petani terus mencari formula efektif untuk mengatasi hama, terutama di daerah yang memproduksi padi secara berkelanjutan. Di Singojuruh, misalnya, telah dibuat kesepakatan untuk melakukan penanaman secara serentak guna memutus siklus munculnya hama.

    Mengenai isu kelangkaan pupuk, Ede menegaskan bahwa selama musim tanam kali ini tidak ada kelangkaan pupuk. Para distributor selalu diawasi oleh KP3, sehingga kelangkaan pupuk dapat dihindari.

    Harga pupuk juga tetap terkendali, dan jika ada pedagang atau distributor yang mencoba menaikkan harga, mereka akan langsung mendapatkan teguran atau sanksi.

    Ketua DPR RI Pernah Ikut Panen Padi di Banyuwangi dan Dorong Agrowisata Pertanian

    Puan Maharani, selaku Ketua DPR RI pernah mengunjungi areal persawahan Dewi Rembang, Desa Banjar, Kecamatan Licin, pada Jumat (12/11/2021). Dalam kunjungan tersebut, Puan turut serta memanen padi, termasuk varietas Inpari 32 dan Black Madras (padi hitam).

    Dalam kesempatan itu, Puan menekankan potensi besar pertanian di Desa Banjar untuk dijadikan agrowisata. "Sawah di Desa Banjar adalah bukti nyata bahwa kegiatan pertanian kita memiliki potensi besar untuk dijadikan atraksi wisata," kata Puan, kala itu.

    Sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR, Puan mendorong daerah lain untuk menjadikan kegiatan pertanian di Licin sebagai contoh. "Agrowisata seperti ini bisa menjadi keunggulan pariwisata Indonesia karena kita memiliki banyak lahan pertanian dan perkebunan," tambahnya.

    Puan juga memuji masyarakat Banyuwangi yang solid dalam menjadikan pertanian sebagai kebanggaan. Ia mengapresiasi semangat gotong royong dan kolaborasi petani dalam proses pertanian, dari penanaman hingga panen.

    "Masyarakat Banyuwangi harus terbuka terhadap perkembangan zaman dengan menerapkan pertanian modern menggunakan alat seperti transplenter rice. Artinya, petani di agrowisata bukanlah penonton, tetapi pelaku," ujar Puan.

    Dikutip dari laman resmi Pemkab Banyuwangi, banyuwangikab.go.id, saat itu Puan memberikan bantuan kepada masyarakat Banyuwangi, termasuk 20 unit hand tractor, 20 unit pompa air, dan 10 sprayer untuk kelompok tani.

    "Semoga bantuan ini dapat meringankan beban warga. Kehadiran saya di sini juga untuk menyerap aspirasi masyarakat. Jika ada permasalahan, kami akan bantu mencarikan solusinya," terang Puan, kala itu.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pada periode pertama kepemimpinannya turut mendampingi Puan, menyatakan bahwa pertanian merupakan salah satu prioritas program kerjanya.

    Dia berupaya meningkatkan wawasan petani untuk meningkatkan produktivitas hasil tani, termasuk memperkenalkan varietas bibit unggulan seperti Inpari 23 dan Black Madras.

    Untuk diketahui, Ipuk Fiestiandani Kembali terpilih sebagai Bupati untuk periode kedua dengan masa jabatan 2024-2029.

    Kala itu, Ipuk juga menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik untuk mengatasi kelangkaan pupuk anorganik.

    "Kami gencarkan bantuan pupuk organik kepada seluruh kelompok tani di Banyuwangi untuk mengubah pola pemupukan dan menyelamatkan tanah dari pencemaran," tuturnya.

    Sumber: banyuwangikab.go.id
    Editor: Admin
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini