-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Pelantikan Bupati Labura Bertabur Bunga, Jalan Rusak Bandar Durian Bertabur Debu

    Redaksi
    23 Februari 2025, 15:35 WIB Last Updated 2025-02-24T17:52:02Z
    Banner IDwebhost

    Papan bunga ucapan selamat atas pelantikan Bupati Labura (Foto: Antaranews/Shela)

    Penulis : Shela Rahmadhani, S. Pt

    Sebagaimana dikabarkan oleh waspada.co.id., ratusan papan bunga bertabur di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Aek Kanopan - Mambang Muda memberi ucapan selamat atas pelantikan Bupati - Wakil Bupati Labuhanbatu Utara (Labura), pada Kamis (20/2/2025).

    Ucapan selamat atas pelantikan tersebut terpampang mulai dari Pajak Inpres hingga SMA Negeri 1 Kualuh Hulu, kurang lebih sepanjang 300 m, di kiri dan kanan jalan.

    Papan bunga adalah lambang suka cita atas kesuksesan dan keberhasilan. Tak heran bupati juga mengatakan saat pelantikan di Istana Negara bahwa kemenangan dirinya sebagai bupati adalah kemenangan bagi warga Labura.

    Bupati Labura merupakan petahana yang di tahun lalu juga memenangi pilkada. Hanya saja kinerja bupati di periode sebelumnya masih belum terlalu membanggakan, mengingat banyaknya jalan rusak yang tidak mendapatkan solusi.

    Misalnya di daerah Tanjung Pasir, Sialang  Taji, Sonomartani, Teluk Binjai, dan pedalaman Kualuh Selatan, rusak parah pada masa jabatan beliau.

    Tampak di akun media instagram lokal @potrelabura, sebuah penumpang jatuh dari atas angkutan, karena bannya masuk ke lubang besar berlumpur secara tiba-tiba. Angkutan pun miring dan penumpang lepas kendali hingga terpental ke bawah.

    Aksi-aksi dramatis tersebut viral di media sosial hingga menyebabkan Presiden Joko Widodo turun untuk melihat secara langsung. Setelah kunjungan presiden, jalan pedalaman tersebut mulai dibangun.

    Hari ini, juga sama, jalan rusak masih terdapat dimana-mana, bahkan di jalan nasional. Sebagai contoh Jalan Nasional Lintas Sumatera (Jalinsum) yang berada di Kecamatan Bandar Durian.

    Jalan ini merupakan daerah yang sering banjir apabila hujan turun deras. Jalan akan mengalami kerusakan setelah banjir. Bahkan pasca banjir bulan Desember 2024, kerusakan Jalan Bandar Durian sangat parah.

    Terlihat lubang-lubang besar di badan jalan, seluruh aspal telah mengelupas, dan pada saat terik matahari kepulan debu akibat gesekan tanah dengan ban kendaraan banyak beterbangan. Rumah-rumah, pepohonan dan wilayah sekitar dipenuhi debu tebal.

    Warga sekitar merasa gerah dan melakukan unjuk rasa agar jalan segera diperbaiki pemerintah. Pemerintah pun merespon dan menyatakan bahwa wewenang jalan nasional ada di pusat, bukan di kabupaten, sehingga yang bertanggung-jawab atas perbaikan dan kerja Jalinsum Bandar Durian adalah pemerintah pusat, dan pemerintah daerah tidak punya wewenang mencampuri.

    Alasan tersebut seperti lebih menjadi tameng pemerintah Labura untuk melepaskan  tanggung-jawab, daripada alasan sesungguhnya. Sebagaimana dahulu, jalan rusak di pedalaman Kualuh Selatan, pemerintah mengatakan APBD tidak memadai, seakan-akan pemerintah tidak berdaya, padahal bisa jadi bentuk pengabaian.

    Menjadi sebuah ironi, ketika papan bunga bertaburan untuk mengucapkan selamat atas pelantikan pemerintah kabupaten yang baru, di satu sisi, ada warga Labura yang setiap saat ditaburi debu-debu yang mengancam kesehatan dan kehidupan mereka. Demikian pula, para pengendara yang melintasi jalan rusak, sangat berpotensi mengalami kecelakaan.

    Padahal, pasal 3 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan tujuan lalu lintas dan angkutan jalan adalah pelayanan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa.

    Sekalipun bukan wewenang pemerintah daerah, tentu pemerintah daerah memiliki andil besar dalam upaya perbaikan Jalinsum Bandar Durian. Misal, pemerintah dapat berkomunikasi dengan pemerintah pusat, baik itu pada level kementerian, ataupun dinas terkait, seperti dinas pekerjaan umum agar menyegerakan perbaikan jalan.

    Anehnya dalam proyek-proyek bernilai kapital, kolaborasi pemerintah daerah dengan pusat cukup lancar. Pemerintah daerah berkolaborasi aktif untuk mendukung penyediaan dan pembebasan lahan, penyediaan jalan akses, tata ruang, dan perizinan dalam hal infrastruktur yang kental dengan bisnis. Misal, pembangunan jalan tol.

    Oleh karena itu, dapat dikatakan pelayanan publik selalu menjadi nomor sekian dalam hal pembangunan. Taburan bunga-bunga ucapan selamat bersamaan dengan taburan debu-debu tebal akibat lambatnya pelayanan pemerintah. Selamat atas bupati seharusnya selamat bagi layanan kabupatennya. Namun, sudahkah Labura selamat?.

    (Penulis adalah Warga Labura, Pegiat Media Sosial, Alumni Universitas Gadjah Mada)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini